Rumah Batik Condrowinoto Perkaya Khazanah Batik Ungaran
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Pengunjung mendapatkan penjelasan tentang motif kain batik di Rumah Batik Condrowinoto, di Dusun Dampu, Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, usai acara pembukaan rumah batik ini, akhir pekan kemarin. | Foto: Republika/Bowo Pribadi
REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Khazanah kerajinan batik tulis di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, bertambah. Ini ditandai dengan kehadiran Rumah Batik Condrowinoto, di Dusun Dampu, Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang.
Rumah batik ini berdiri di kompleks Sanggar Budaya Condrowinoto, sebuah sanggar yang selama ini membina dan mengajarkan kebudayaan dan berbagai kesenian khas Jawa kepada warga setempat.
“Sudah menjadi cita-cita kami, bisa mewujudkan Rumah Batik Condrowinoto ini,” ungkap pemilik sekaligus pengelola Sanggar Budaya Condrowinoto, RNgt Eropeana Puspitasari.
Ana, paggilan akrab RNgt Eropeana Puspitasari menjelaskan, kehadiran rumah batik ini melengkapi media edukasi kekayan kebudayaan khas Jawa di Sanggar Budaya Condrowinoto, Dampu.
Rumah batik ini akan mengadakan program paket pelatihan serta sosialisasi ke sekolah-sekolah serta masyarakat umum yang ada di wilayah Desa Kalongan dan sekitarnya di wilayah Kecamatan Ungaran Timur tanpa biaya.
Selain menyiapkan ruang pamer, rumah batik ini juga akan menjadi rumah produksi sekaligus juga tempat untuk belajar tentang batik canting atau batik tulis kepada masyarakat yang berminat.
“Kami akan terus mengenalkan kesenian batik, motif jarik, dan seluk beluk tentang kesenian/kerajinan batik guna melestarikan mahakarya budaya Jawa yang sudah diakui badan dunia ini,” tegasnya.
Ana juga menyampaikan, tujuan lain dari pendirian rumah batik ini juga untuk menyubsidi silang berbagai kegiatan yang selama ini dilakukan di Sanggar Budaya Condrowinoto.
Sejauh ini, sanggar budaya yang dikelolanya telah memberikan berbagai kegiatan edukasi mengenai budaya masyarakat Jawa kepada anak-anak dan remaja yang ada di lingkungan Desa Kalongan dan desa-desa lain yang ada di Kecamatan Ungaran Timur.
Seperti melatih seni tari tradisional keraton Mataram, seni karawitan, seni wayang kulit, latihan mendalang, bahkan juga edukasi tatakrama dan unggah-ungguh khas masyarakat Jawa tanpa memungut biaya.
“Harapannya, tentu berbagai kegiatan budaya yang selama ini sudah dilaksanakan di Sanggar Budaya Condrowinoto ini akan terus berkembang untuk melestarikan dan menumbuhkan keciantaan generasi muda terhadap budaya dan ragam kesenian Jawa,” tegasnya.
Berbagai kesenaian yang telah dipelajari di sanggar budaya ini juga turut ditampilkan pada saat digelar acara Gelar Budaya Condrowinoto bersamaan dengan acara slup-slupan rumah batik, akhir pekan kemarin.
Berbagai kesenian tradisional mulai dari karawitan dan tarian serta wayang ditampilkan sebagai apresiasi atas semangat dan ketekunan anak-anak dan remaja di sekitar sanggar budaya yang selama ini belajar dan beraktivitas di Sanggar Budaya Condrowinoto.
“Mereka yang dari awal tidak memiliki kemampuan berkesenaian Jawa, kami bimbing, kami ajarkan, dan kami latih hingga akhirnya berani tampil di muka umum untuk membawakan berbagai kesenian tradisional Jawa,” ujar dia.