Selasa 22 Nov 2022 01:37 WIB

Mengenal Sesar Cimandiri, Penyebab Gempa Cianjur

Sesar Cimandiri merupakan sesar tua yang telah menyebabkan beberapa gempa bumi.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah warga mengungsi di lahan persawahan pasca gempa bumi di Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Senin (21/11/2022). Berdasarkan data dari Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga pukul 19.34 WIB jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bumi mencapai 62 orang. Republika/Abdan Syakura
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Sejumlah warga mengungsi di lahan persawahan pasca gempa bumi di Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Senin (21/11/2022). Berdasarkan data dari Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga pukul 19.34 WIB jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bumi mencapai 62 orang. Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa bumi berkekuatan 5,6 magnitudo mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11/2022) siang pukul 13.21 WIB. Gempa tersebut juga dirasakan di Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, dan Tangerang.

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa Cianjur merupakan gempa yang diakibatkan oleh patahan geser yang diduga akibat pergerakan dari sesar Cimandiri. “Diduga ini merupakan pergerakan dari sesar Cimandiri,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (21/11/2022).

Baca Juga

Menurut studi Teknik Geologi Universitas Padjajaran, Sesar Cimandiri merupakan sesar tua yang terbentuk selama berlangsungnya orogenesa tahap II, yaitu pada waktu Akhir Eosen Tengah. Pada saat itu, batuan sedimen Formasi Ciletuh berumur Eosen Tengah yang terbentuk di dalam Cekungan Depan Busur sudah terangkat ke permukaan.

“Sesar ini terus aktif hingga menyebabkan terbentuknya tinggian purba (paleohight) antara Lembah Ciletuh dan Lembah Cimandiri,” kata salah seorang penulis Iyan Haryanto.

Haryanto menjelaskan Sesar Cimandiri terdiri atas dua sesar regional. Yang pertama sebagai sesar naik yang dicirikan oleh deformasi lipatan batuannya yang umumnya tegak. Selanjutnya, sebagai sesar normal yang dicirikan dengan terbentuknya gawir sesar dengan kemiringan di atas 50 derajat.

Sementara itu, dalam jurnal Universitas Gadjah Mada yang ditulis oleh Muhammad Adis Suryo, Sesar Cimandiri telah menyebabkan beberapa gempa bumi. Yakni, Gempa Pelabuhan Ratu (1900), Gempa Padalarang (1910), Gempa Conggeang (1948), Gempa Tanjungsari (1972), Gempa Cibadak (1973), Gempa Gandasoli (1982), dan Gempa Sukabumi (2001).

Sebelumnya, gempa Cianjur yang terjadi pada Senin (21/11/2022) siang menyebabkan sedikitnya 162 orang warga Kabupaten Cianjur meninggal dunia. Selain itu, ratusan orang lagi mengalami luka-luka.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement