Selasa 22 Nov 2022 08:48 WIB

Penyebab Kuatnya Efek Gempa Cianjur Menurut Badan Geologi

Hingga Senin malam, Ridwan Kamil mengumumkan 162 meninggal akibat gempa Cianjur.

Warga menunjukkan rumah yang rusak akibat gempa bumi di Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Senin (21/11/2022). Berdasarkan data dari Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga pukul 19.34 WIB jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bumi mencapai 62 orang. Republika/Abdan Syakura
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Warga menunjukkan rumah yang rusak akibat gempa bumi di Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Senin (21/11/2022). Berdasarkan data dari Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga pukul 19.34 WIB jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bumi mencapai 62 orang. Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Meiliza Laveda, Riga Nurul Iman

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan keberadaan endapan kuarter berupa batuan rombakan gunung api muda dan aluvial sungai memperkuat efek guncangan gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Gempa yang terjadi pada Senin (21/11/2022) pada pukul 13:21 WIB tercatat berkekuatan magnitudo 5,6.

Baca Juga

"Sebagian batuan rombakan gunung api muda tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan kuarter tersebut pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Hendra Gunawan dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Senin.

Berdasarkan analisis geologi, morfologi wilayah Kabupaten Cianjur pada umumnya berupa dataran hingga dataran bergelombang, perbukitan bergelombang hingga terjal yang terletak pada bagian tenggara Gunung Gede. Selain itu, pada morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan, berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.

Gempa bumi yang diakibatkan oleh aktivitas sesar, hingga Senin malam telah menewaskan 162 orang dan ratusan orang luka-luka akibat tertimpa bangunan yang runtuh. Pusat gempa bumi berada pada koordinat 6,84 Lintang Selatan dan 107,05 Bujur Timur, sekitar 10 kilometer barat daya Kabupaten Cianjur, pada kedalaman 10 kilometer. Kejadian gempa bumi itu tidak menyebabkan tsunami karena lokasi pusat gempa bumi terletak di darat.

Badan Geologi mengimbau adanya peningkatan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non struktural mengingat Kabupaten Cianjur tergolong rawan gempa bumi dengan skala intensitas lebih dari VIII MMI. Intensitas guncangan gempa VIII MMI dapat menyebabkan kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat; retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh; serta air menjadi keruh.

Menurut analisis Badan Geologi, kejadian gempa bumi di Kabupaten Cianjur tersebut diperkirakan berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya sesar permukaan dan bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah, dan likuefaksi.

"Bangunan di Kabupaten Cianjur harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan. Selain itu juga harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi," kata Hendra Gunawan.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement