REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan kapten Uruguay dan bintang Paris Saint-Germain Diego Lugano meyakini beberapa anggota skuad Piala Dunia Prancis akan senang melihat kepergian Karim Benzema dari skuad. Pemenang Ballon d'Or baru-baru ini mengalami cedera, hal itu merusak peluangnya untuk tampil di Qatar.
Benzema diharapkan tampil menonjol di turnamen tersebut, setelah baru saja dianugerahi penghargaan individu tertinggi dalam sepak bola untuk eksploitasinya pada tahun 2022. Namun, masalah lutut dan hamstring menghambat persiapannya dan dia absen untuk selamanya minggu lalu setelah otot di pahanya robek.
Tentu, itu menjadi pukulan telak bagi juara bertahan, setelah dilanda badai cedera yang melibatkan Christopher Nkunku, Presnel Kimpembe, dan lainnya. Tetapi seperti dikutip dari Express, Senin (21/11/2022), Lugano percaya bahwa beberapa pemain Prancis akan senang jika Benzema menyingkir.
"Saya yakin, karena saya adalah rekan setim beberapa (pemain Prancis), mereka sangat senang dengan kepergian Benzema," kata Lugano yang menghabiskan dua tahun bersama PSG antara 2011 dan 2013 dan menjadi kapten Uruguay di dua Piala Dunia.
"(Reaksi semacam itu) tidak akan pernah terjadi di Uruguay, Brasil atau Argentina. Itu sangat tergantung pada cara tim disatukan dan pada perhatian yang dimiliki pelatih dengan profil pemain, tidak hanya teknis, tetapi juga kepribadian. Banyak hubungannya dengan itu," ujarnya.
Skuad Prancis sering menjadi tempat kontroversi Piala Dunia karena argumen menodai kampanye Piala Dunia 2010 mereka yang bernasib buruk, yang membuat mereka tersingkir di babak grup tanpa memenangkan satu pertandingan pun. Bintang skuad Prancis saat ini, Kylian Mbappe, dikabarkan membuka perpecahan di ruang ganti PSG.
Di Qatar, banyak yang berharap Mbappe akan tampil memukau untuk Les Bleus, setelah menjadi bintang saat ia remaja empat tahun lalu di Piala Dunia Rusia. Prancis terus melaju menuju kemenangan Piala Dunia 2018 dan mereka juga salah satu negara yang paling difavoritkan kali ini, terlepas dari masalah cedera yang menghambat rencana Didier Deschamps.