Selasa 22 Nov 2022 10:28 WIB

BMKG Minta Masyarakat Cianjur Waspada Longsor dan Banjir

Besar kemungkinan lereng-lereng perbukitan di Cianjur menjadi rapuh pascagempa.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Agus Yulianto
Longsor menutup sebuah ruas jalan pascagempa di Kabupaten Cianjur.
Foto: dok. istimewa
Longsor menutup sebuah ruas jalan pascagempa di Kabupaten Cianjur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta, masyarakat di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mewaspadai bencana lanjutan berupa tanah longsor dan banjir bandang. Ini menyusul guncangan gempa magnitudo (M) 5,6 dan telah terjadi 117 gempa susulan hingga Selasa (22/11/2022) pagi.

"Imbauan ini dikhususkan bagi masyarakat Cianjur yang bermukim di daerah lereng-lereng perbukitan dan di lembah atau bantaran sungai," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Selasa (22/11/2022).

Baca Juga

Menurutnya, besar kemungkinan lereng-lereng perbukitan di Cianjur menjadi rapuh usai terjadinya gempa bumi. Hal ini dapat semakin diperparah dengan tingginya intensitas hujan yang berpotensi mengguyur Cianjur. 

Lereng-lereng yang rapuh ini ditambah hujan deras dapat memicu terjadinya longsor dan banjir bandang dengan membawa material runtuhan lereng. "Jadi, masyarakat dan pemerintah setempat juga perlu mewaspadai adanya kolateral hazard atau bahaya ikutan usai gempa kemarin," katanya.

Dwikorita menyampaikan, banyaknya korban jiwa dalam peristiwa gempa Cianjur akibat tertimpa bangunan yang tidak mampu menahan guncangan gempa. Sebagai informasi, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengonfirmasikan ada sebanyak 162 korban yang meninggal dunia dan 326 luka-luka akibat gempa Cianjur. 

"Sebenarnya gempa tidak membunuh dan melukai. Justru, bangunanlah yang membunuh dan melukai manusia," ujarnya.

Lebih lanjut, Dwikorita meminta, masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa bumi. Karena dikhawatirkan tidak kuat menopang dan ambruk jika sewaktu-waktu terjadi gempa susulan.  Untuk sementara jangan memaksakan kembali ke rumah jika bangunannya rusak atau retak-retak. 

"Hingga pukul 06.00 WIB, 22 November 2022, telah terjadi 117 gempa susulan dengan terbesar tinggi getaran 4,2 dan terkecil 1,5 magnitudo," ujarnya. 

Dwikorita juga meminta masyarakat untuk tetap tenang namun waspada dan tidak serta-merta mempercayai informasi ataupun berita yang tidak jelas asal-usulnya dan tidak  dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 

“Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal-kanal komunikasi resmi BMKG," ujarnya. 

Sejak kejadian kemarin, Dwikorita menyebutkan, Tim BMKG terjun ke lokasi bencana bersama BPBD Kota Cianjur untuk melakukan sosialisasi dan menenangkan warga masyarakat yang terdampak. Sementara itu mulai hari ini, Tim Survei BMKG melakukan perekaman gempa-gempa susulan dan tingkat kerusakan, untuk menghasilkan peta makrozonasi dan mikrozonasi yang diperlukan untuk mendukung proses rekonstruksi dan penyempurnaan tata ruang.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement