REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2022 mengalami penurunan dibandingkan kuartal-kuartal sebelumnya. Hal ini disebabkan ketidakpastian pertumbuhan ekonomi global.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu mengatakan pihaknya masih optimistis perekonomian nasional masih berjalan baik. Hal ini ditandai dengan tren konsumsi masyarakat dan investasi masih baik, serta kinerja ekspor Indonesia yang diprediksi tumbuh baik.
"Setelah kuartal III kemarin bagus, kuartal IV kita akan melihat normalisasi dibandingkan kuartal III, Karena memang secara basisnya dia akan dibandingkan dengan kuartal IV 2021," ujarnya kepada wartawan, Selasa (22/11/2022).
Menurutnya kondisi perekonomian Indonesia juga akan dipengaruhi oleh kinerja ekspor negara tujuan ekspor harus tumbuh dengan baik. Hal tersebut akan diantisipasi oleh pemerintah pada 2023 mendatang.
"Walaupun dihadapi pada tantangan potensi pelemahan pertumbuhan ekonomi global, kita harus bisa lebih presisi kira-kira peluang apa yang masih bisa dimaksimalkan. Kita antisipasi semuanya," ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut pertumbuhan ekonomi per kuartal III 2022 sebesar 5,72 persen menandakan mulai menguatnya pemulihan ekonomi. Namun, pihaknya mewaspadai adanya perlambatan pada kuartal IV 2022.
“Untuk pertumbuhan ekonomi kuartal IV diperkirakan sedikit mengalami moderasi, terutama mempertimbangkan siklus perekonomian yang biasanya melambat akhir tahun serta high base-effect pada Kuartal IV 2021," ucapnya.
Meski demikian, secara keseluruhan tahun ini Sri Mulyani memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran lima persen sampai 5,3 persen.“Jadi kalau pemerintah optimis, itu karena memang ada landasan objektifnya, yakni berbagai indikator ekonomi makro yang terus menguat, implementasi berbagai kebijakan yang cukup efektif untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional, pengelolaan APBN yang prudent, responsif dan efektif sebagai instrumen countercyclical sekaligus sebagai peredam gejolak sehingga keberlanjutan pemulihan ekonomi nasional dapat terus dijaga," ucapnya.