UB Tambah Profesor Baru Bidang SDM dan Sumber Daya Perairan
Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Universitas Brawijaya (UB) kembali mengukuhkan dua profesor baru. Kedua profesor tersebut fokus pada bidang SDM dan sumber daya perairan. | Foto: dok. Humas UB
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Brawijaya (UB) kembali mengukuhkan profesor baru dalam bidang tertentu. Kali ini, kampus yang berpusat di Kota Malang tersebut memiliki tambahan dua profesor baru.
Pertama, Hamidah Nayati Utami dikukuhkan sebagai profesor bidang Manajamen Sumber Daya Manusia. Hamidah merupakan profesor aktif ke-13 dari Fakultas Ilmu Administasi (FIA) dan ke-170 di UB. Kemudian menjadi profesor ke-300 dari seluruh profesor yang telah dihasilkan UB selama ini.
Sementara itu, Mohammad Mahmudi, dikukuhkan sebagai profesor Manajemen Sumber Daya Perairan. Mahmudi merupakan profesor aktif ke-16 dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) dan profesor aktif ke-171 di UB.
Kemudian menjadi profesor ke-301 dari seluruh profesor yang telah dihasilkan oleh UB. Sebagai profesor bidang Manajemen Sumber Daya Manusia, Hamidah memberikan orasi artikel ilmiahnya berjudul Model Manajemen Sumber Daya Manusia Situasional pada Organisasi Bisnis di Era Perubahan Cepat dan Ketidakpastian.
Pada orasi ilmiahnya, Hamidah menjelaskan perubahan dunia akibat terjadinya pandemi Covid-19 menyebabkan banyak perusahaan terpaksa tutup dan jumlah karyawan dirampingkan. Kemudian produksi melambat atau terhenti karena alasan keamanan, layanan, dan penjualan dipindahkan secara daring untuk menjaga operasi tetap berjalan.
"Hal ini mengakibatkan banyak perusahaan mengalami kekurangan karyawan yang kompeten," kata Hamidah. Untuk mengantisipasi hal ini di masa depan, ia mengatakan pada situasi perubahan cepat dan tidak pasti disarankan perusahaan mengoptimalkan penggunaan teknologi dalam pengelolaan SDM.
Hal ini terutama pada kegiatan melakukan rekruitmen, seleksi, penilaian kinerja dan pemberian imbalan. Pengembangan kemampuan dan sikap karyawan diarahkan pada penguatan talenta, digital ability, dan perilaku inovatif.
Selain itu, perlu dilakukan pemberian imbalan yang memperhatikan kesesuaian dengan kinerja. Lalu melaksanakan keseimbangan imbalan yang tidak hanya untuk kesejahteraan fisik tetapi juga psikis.
Adapun profesor bidang Manajemen Sumber Daya Perairan, Mahmudi memaparkan orasi ilmiahnya tentang Model Duga Produktivitas Perairan (MDPP) untuk Produksi Perikanan Berkelanjutan. Model untuk ekosistem mangrove ini menggunakan pendekatan nutrien yang berasal dari seresah daun mangrove.
Kemudian hal ini dinamakan Model Duga Produktivitas Perairan Mangrove-Detritus dari serasah menjadi hara (MDPP_Made-Sahra). Menurut dia, MDPP Made-Sahra ini bisa menentukan potensi riil produktivitas primer perairan dari jasa ekosistem mangrove.
Selanjutnya, nilai produksi primer perairan menjadi penentu bagi produksi biota perairan pada tingkat trofik yang lebih tinggi. "Khususnya ikan-ikan herbivora dan karnivora," jelasnya.
Namun, kelemahan MDPP Made-Sahra hanya memperhitungkan seresah yang didekomposisi menjadi hara. Sementara itu, seresah yang di-grazing langsung oleh biota perairan tidak diperhitungkan.
Pengembangan MDPP Made-Sahra diawali dengan studi identifikasi dan evaluasi terhadap aspek-aspek ekosistem mangrove yang mampu mendukung produktivitas perairan.
Hasil penelitian ini menunjukkan produksi seresah dapat digunakan untuk menduga produktivitas primer perairan. "Dalam hal ini, produksi seresah berkontribusi terhadap sediaan nutrien di perairan," kata dia menambahkan