REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kremlin mengatakan tidak ada perubahan yang substantif yang mengarah pada pendirian zona keamanan di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di selatan Ukraina. Moskow kembali menuduh Kiev menembaki PLTN tersebut dan menimbulkan resiko. Ukraina membantah tuduhan tersebut dan menuding balik Rusia.
"Berbicara tentang zona keamanan, satu-satunya yang harus bicara adalah siapa yang menembaki stasiun ini, Siapa ancamannya? Ancamannya yang membombardirnya," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Selasa (22/11/2022).
PLTN Zaporizhzhia yang Rusia duduki tidak lama setelah invasi 24 Februari kembali dihantam tembakan roket pada akhir pekan lalu. Lembaga pemantau nuklir PBB (IAEA) meminta agar didirikan zona keamanan di sekitar PLTN itu demi mencegah bencana nuklir.
Peskov mengatakan Rusia akan terus berbicara dengan IAEA. Sebelum invasi Rusia, PLTN itu menyediakan seperlima listrik Ukraina. PLTN itu terpaksa beberapa kali menggunakan generator untuk menyalakan listriknya.
Tembakan ke arah PLTN itu menimbulkan kekhawatiran terjadinya tragedi yang sama seperti Chernobyl tahun 1986 yang berjarak sekitar 500 kilometer dari PLTN Zaporizhzhia.