UGM Kirim Tim Respon Cepat Penanganan Bencana ke Cianjur
Red: Muhammad Fakhruddin
Warga menyelamatkan barang-barang dari rumah mereka yang rusak setelah gempa berkekuatan 5,6 SR, di Cianjur, Indonesia, 22 November 2022. Gempa melanda barat daya Kabupaten Cianjur di Provinsi Jawa Barat, menewaskan 62 orang, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia . | Foto: EPA-EFE/ADI WEDA
REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Universitas Gadjah Mada (UGM) mengirimkan tim respon cepat untuk membantu penanganan bencana gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
"Sore hari ini kita akan memberangkatkan tim yang menjadi representasi dari UGM untuk membantu merespon cepat peristiwa bencana alam di Cianjur," kata Wakil Rektor UGM Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni Arie Sujito saat pelepasan tim respon cepat di Balairung, UGM, Yogyakarta, Selasa (22/11/2022).
Menurut Arie, tim beranggotakan tujuh orang mahasiswa dan tenaga kependidikan ini akan melakukan asesmen awal sebelum tim relawan dalam jumlah yang lebih besar diturunkan pekan mendatang.
"Ini adalah bagian dari tanggung jawab secara moral dan kemanusiaan karena kami menyadari sebagai perguruan tinggi adalah tanggung jawab kita untuk peduli dan berinisiatif," ujar dia.
UGM telah memiliki tim tanggap bencana yang terdiri dari berbagai unsur di bawah koordinasi Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPkM).
Ketujuh orang yang diberangkatkan, ujar Arie, terdiri atas anggota resimen mahasiswa dan staf DPkM yang telah memiliki pengalaman dalam penanganan bencana, serta mahasiswa dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) dan Fakultas Psikologi UGM.
Saat tiba di lokasi, kata Arie, tim akan melakukan distribusi bantuan, mengonsolidasikan berbagai jejaring pendukung yang dimiliki UGM, serta mendukung upaya penanganan bencana yang dilakukan pemerintah serta organisasi masyarakat setempat sesuai dengan kapasitas yang dimiliki.
"UGM sudah punya tim yang terdiri dari gabungan beberapa komunitas tanggap bencana, karena itu ketika ada bencana bisa langsung melakukan konsolidasi. Kehadiran kami membawa misi dalam jangka pendek apa yang bisa dilakukan dalam masa darurat, harapannya bisa mengurangi beban sekecil apapun," ujar dia.
Atas nama UGM, ia juga menyampaikan rasa duka mendalam atas bencana yang terjadi dan masyarakat yang menjadi korban.
Ia pun berpesan kepada para mahasiswa untuk dapat memiliki kepekaan dan menunjukkan rasa solidaritas.
"Saudara-saudara kita memang perlu dibantu, dan atas nama UGM sampaikanlah kepedulian, keprihatinan, dan rasa solidaritas kita. Saya harap teman-teman juga bisa selalu menjaga kekompakan, kesolidan, kesehatan, dan tentunya keselamatan, karena membantu masyarakat korban bencana perlu kemampuan dan kepekaan tertentu," tutur Arie Sujito.
Sekretaris Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM Djarot Heru Santoso menambahkan bahwa tim kedua yang rencananya diterjunkan pada pekan mendatang akan melakukan langkah penanganan yang lebih terfokus sesuai dengan laporan situasi dari tim yang diberangkatkan lebih awal ini.
Selanjutnya, UGM juga akan menurunkan mahasiswa untuk membantu pemulihan jangka pendek dan menengah melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Peduli Bencana pada Desember 2022.
"Tim kedua terdiri dari para relawan dari berbagai unsur di universitas, dan kita akan lebih fokus pada penanganan sesuai hasil dari tim pertama. Tahap berikutnya pada awal Desember nanti kita akan menerjunkan lebih banyak sumber daya terutama lewat mahasiswa KKN serta tim dari fakultas dan pusat studi," kata Djarot.