REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa magnitudo 5,6 yang menghantam wilayah Kabupaten Cianjur dan sekitarnya mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan bangunan secara masif. Upaya pertolongan dan pendataan kepada mereka yang terdampak masih terus dilakukan oleh pihak terkait.
Muhammadiyah melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) menyikapi kejadian ini dengan mengerahkan potensi relawan yang ada di sekitar lokasi untuk melakukan respons cepat. Selain itu, tim asistensi juga diterjunkan untuk melakukan respons tanggap darurat.
"Allah memberikan satu cobaan kita bersama dengan adanya gempa di Cianjur. Untuk itu saya Budi Setiawan, Ketua MDMC, meminta kepada relawan di Cianjur dan Jawa Barat untuk segera berkoordinasi untuk melakukan respon cepat," ujar Ketua MDMC Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Budi Setiawan, dalam keterangan yang didapat Republika, Selasa (22/11).
MDMC Pimpinan Pusat Muhammadiyah disebut akan segera menuju ke lokasi untuk melakukan pengembangan, kegiatan dan respon. Harapannya, dengan ini semuanya berlangsung dengan seksama.
Budi mengajak kepada warga Muhammadiyah untuk membantu mereka yang terdampak bencana, terutama masih dalam suasana semangat Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48. Hal ini akan menunjukkan keluarga besar Muhammadiyah tetap sabar dan semangat membantu sesama meski sedang melaksanakan kegiatan.
Aksi kemanusiaan ini juga didukung oleh Lazismu, sesuai dengan semangat One Muhammadiyah One Response (OMOR). Direktur Utama Lazismu PP Muhammadiyah, Edi Suryanto, menekankan semangat OMOR menjadi landasan dalam bergerak bersama membantu warga yang terdampak gempa.
Hal ini juga untuk menghindari tumpang tindih tupoksi agar upaya respons dalam dilakukan secara cepat, efektif, efisien, dan tepat sasaran. Lazismu dalam hal ini berperan sebagai penghimpun dana, akan disalurkan melalui program Indonesia Siaga bekerja sama dengan MDMC dalam respons tanggap darurat.
"Kita akan memberikan dukungan agar respons ini dapat berjalan dengan cepat, efektif, efisien, dan tepat sasaran. Karena itulah, dalam bekerja kita menjunjung semangat OMOR," kata Edi.
Kepada Lazismu di semua tingkatan diimbau untuk menghimpun dana kebencanaan. Selain dengan adanya gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Lazismu harus siap siaga mendukung MDMC jika terjadi bencana lain, meski hal ini bukanlah yang diharapkan oleh semua pihak.
Kedermawanan, menurut Edi, adalah modal utama Lazismu dalam menghimpun dana untuk kebencanaan. Ia pun mengajak para muzakki untuk mengulurkan tangan guna membantu mereka yang terdampak bencana ini.
Berdasarkan hasil riset, ia menyebut negara indonesia dinobatkan menjadi negara dengan penduduk paling dermawan, melalui penggalangan dana secara masif yang dilakukan oleh seluruh kantor, baik daalam maupun luar negeri.
"Untuk itu kepada masyarakat yang ingin memberikan bantuan dapat dimudahkan melalui kantor Lazismu yg tersebar disegala penjuru tanah air dan berbagai kanal donasi yang sudah disiapkan," lanjutnya.
Selain mendapatkan dukungan dari relawan Muhammadiyah yang ada di sekitar lokasi terdampak gempa bumi, MDMC Jawa Barat juga mengerahkan para personilnya untuk mendukung aksi kemanusiaan yang dilakukan oleh relawan Muhammadiyah Kabupaten Cianjur. Sekretaris MDMC Jawa Barat, Ade Irvan Nugraha, menyebutkan tercatat tiga personil dari MDMC Jawa Barat, delapan dari Kabupaten Bogor, serta lima dari Kota Bandung turut ambil bagian dalam aksi kemanusiaan ini.
"Relawan Muhammadiyah Cianjur sudah bergerak, Pos Koordinasi (Poskor) di Kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah Cianjur," ucapnya.
Guna melengkapi tim respon yang dikerahkan ke Cianjur, MDMC PP Muhammadiyah juga mengerahkan tim medis dari Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung dan Rumah Sakit Islam Pondok Kopi, Jakarta Timur.
Setiap rumah sakit mengirimkan lima personil, terdiri dari satu orang dokter, dua orang perawat, satu tenaga farmasi dan satu orang logistik guna mendukung tim asistensi yang telah diterjunkan ke lokasi terdampak. Pos Pelayanan (Posyan) juga didirikan di Islamic Centre Muhammadiyah yang beralamat di Jalan Cilengsar No. 10 Cipanas.