REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Seorang pasien di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung yang merupakan korban gempa bumi Cianjur, meninggal dunia. Hingga pukul 09.53 Wib, Rabu (23/11/2022), terdapat 84 pasien korban gempa Cianjur yang dirawat di RSHS.
"Meninggal satu orang tanggal 22 November kemarin," ujar Plt Direktur Utama RSHS Bandung Yana Akhmad Supriatna melalui keterangan resmi, Rabu (23/11/2022).
Dia menuturkan, sebanyak 22 orang pasien masih berada di instalasi gawat darurat (IGD), 51 orang menjalani rawat inap dan pulang 10 orang. Sementara itu yang sudah dioperasi 26 orang dan akan menjalani operasi sepuluh orang. "Total masuk IGD sebanyak 84 orang," katanya.
Yana melanjutkan, mayoritas pasien korban gempa bumi Cianjur berasal dari Kampung Garogol. Mereka ditangani langsung oleh dokter dan perawat yang tergabung dalam tim penanggulangan bencana alam.
"RSHS memiliki tim penanggulangan bencana alam, tim artinya dalam menangani korban gempa bumi di Cianjur menggerakan tim penanggulangan bencana. Kami kerahkan dan siagakan sesuai dengan tugas yang ada," ungkapnya.
Dia mengatakan, para pasien yang datang ke RSHS banyak diantar oleh relawan maupun menggunakan ambulans RSHS Bandung. Pihaknya menyediakan makanan bagi keluarga pasien yang menunggu di RSHS.
"Untuk keluarga kami alhamdulillah ada dapat donasi, kami coba kumpulkan itu dan keluarga mungkin kesiapan kurang membawa makanan kami menyediakan di ruangan lantai satu," katanya.
Sebelumnya, jumlah korban meninggal dunia dan luka-luka akibat gempa magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur terus bertambah. Data pada Selasa (22/11/2022) mencatat sekitar pukul 17.00 WIB jumlah korban meninggal dunia mencapai 268 orang.
"Dari 268 korban meninggal, yang sudah teridentifikasi siapa-siapa jenazahnya sebanyak 122 orang," ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto kepada wartawan di posko utama penanganan bencana gempa Pendopo Kabupaten Cianjur, Selasa (22/11/2022) sore.