REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Pelatih Jepang, Hajime Moriyasu menjanjikan perlawanan sengit saat menghadapi raksasa Eropa, Jerman, pada laga pembuka Piala Dunia 2022. Pasukan Samurai Biru meladeni Die Mannschaft pada laga Grup E di Stadion Internasional Khalifa, Rabu (23/11) pukul 20.00 WIB.
Hajime paham level sang rival. Der Panzer selalu berstatus favorit di setiap turnamen, termasuk di Qatar kali ini. Namun apa pun harus dihadapi di lapangan.
"Kami ingin mengerahkan kemampuan terbaik kami, bermain agresif dengan kegigihan," kata juru taktik 54 tahun ini, dikutip dari Japantimes, Rabu.
Ia membakar semangat anak asuhnya. Setiap pesepak bola profesional menantikan momen seperti ini. Momen ketika bertempur melawan salah satu yang terbaik.
Kapten Jepang Maya Yoshida membenarkan ucapan mentornya. Secara pribadi ia berpengalaman menghadapi beberapa penggawa Jerman. Saat ini, Yoshida berkostum Schalke 04.
Ia mengambil banyak pelajaran selama berpetualang di Bundesliga. Keadaan demikian sedikit banyak menambah pengetahuannya seputar kemampuan Die Mannschaft, terutama di lini serang.
"Saya banyak menganalisis striker mereka. Namun sebenarnya proses analisa yang jauh lebih baik yakni ketika melawan mereka, ketimbang hanya menonton di video. Itu salah satu alasan saya pergi ke Bundesliga, untuk memahami sepak bola Jerman," ujar Yoshida.
Bek tengah 34 tahun itu menegaskan, laga pertama memiliki banyak arti. Ada tantangan lebih, bukan hanya dilihat dari level lawan, melainkan bagaimana perjalanan mereka selanjutnya ditentukan dari sikap yang ditunjukkan sejak awal.
"Ini pertandingan yang sangat signifikan. Kami harus berani dan bermain sepenuhnya," ujar Yoshida.
Sebelumnya, wakil Asia Arab Saudi membuat kejutan. Sejauh ini, skuat Green Falcons, satu-satunya tim Asia yang tampil mentereng pada partai pembuka. Tim polesan Herve Renard menumbangkan Argentina 2-1.
Menarik dinantikan bagaimana kiprah Jepang saat bertemu Jerman. Dua wakil benua kuning lainnya, yakni Qatar serta Iran, hancur lebur dihajar lawan masing-masing. Itu belum terhitung Australia yang takluk 1-4 dari Prancis.