Rabu 23 Nov 2022 17:33 WIB

Ketua Komisi I: Surpres Panglima TNI Diterima DPR RI Sore Ini

Komisi I mengenal rekam jejak kandidat calon yang diajukan pemerintah.

Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid/
Foto: DPR
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid/

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid menyebut surat presiden (surpres) mengenai usulan calon pengganti Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa yang segera memasuki masa pensiun diterima DPR RI pada sore hari ini, Rabu.

"Sudah berkomunikasi dengan pemerintah, sore ini masuk," kata Ketua Komisi I DPR RI Meutya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.

Baca Juga

Namun, Meutya enggan membeberkan sosok calon panglima TNI yang diusulkan oleh pemerintah. Meski demikian, dia memastikan bahwa Komisi I DPR mengenal kandidat calon tersebut "Siapa pun dari kepala staf saat ini kami sudah kenal rekam jejaknya," ucapnya.

Menurutnya, Komisi I DPR masih memiliki waktu untuk melakukan uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) terhadap calon panglima TNI, yang kemungkinan dilakukan sebelum masa reses DPR tiba."Ini masa sidang terakhir kita punya waktu paling lama sebelum masa sidang berakhir 16 Desember 2022," ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengirimkan surat presiden (surpres) terkait pergantian panglima TNI kepada DPR RI di Jakarta, Rabu, kata Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno. "Kami (Istana) sudah menghitung bahwa pada hari ini akan dikirim kepada DPR surpres nya," kata Pratikno di Istana Negara, Jakarta.

Panglima TNI saat ini, yakni Jenderal TNI Andika Perkasa akan memasuki usia pensiun pada akhir Desember 2022. Andika Perkasa dilantik Presiden Jokowi menjadi Panglima TNI pada tanggal 17 November 2021 sesuai Surat Keputusan Presiden Nomor 106/TNI 2021. Andika saat itu menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto.

 

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement