REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Jawa Tengah dipandang perlu memperbanyak kampung siaga serta desa tangguh bencana, di daerah yang memiliki kerawanan terhadap berbagai potensi kebencanaan.
Keberadaan kampung siaga dan desa tangguh bencana ini sebagai ikhtiar untuk menggerakkan potensi masyarakat dalam rangka mengantisipasi serta memberikan penanganan darurat kebencanan.
Anggota Komisi VIII DPR RI, Abdul Wachid mengatakan, sejumlah bencana alam yang terjadi di berbagai wilayah di tanah air --dalam beberapa pekan terakhir—bisa menjadi peringatan bagi daerah lain.
“Baik untuk melakukan mitigasi maupun kesiapsiagaan jika menghadapi situasi yang tidak diinginkan (bencana alam) terjadi,” kata Wachid di Semarang, Rabu (23/11).
Kesiapsiagaan ini dapat dilakukan dengan memperbanyak kampung- kampung siaga bencana untuk menghadapi situasi darurat kebencanaan. Kampung Siaga Bencana merupakan wadah penanggulangan bencana berbasis masyarakat yang dijadikan kawasan atau tempat untuk program penanggulangan bencana.
Kampung siaga bertujuan memberikan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang bahaya dan risiko bencana, termasuk membentuk jejaring siaga bencana berbasis masyarakat.
“Dengan begitu, komponen relawan siap kapanpun saat dibutuhkan, demikian halnya warga juga siaga, karena bencana alam sewaktu- waktu dapat terjadi,” kata dia.
Terlebih, lanjut Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah ini, sejumlah daerah di Jawa Tengah merupakan daerah rawan bencana. Untuk itu diperlukan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang bahaya dan risiko atas terjadinya bencana alam.
Ia berharap, seluruh elemen relawan kampung siaga bencana diberikan pelatihan serta simulasi yang berkelanjutan dalam menghadapi bencana dan pasca bencana. Selain itu juga bisa memberikan sosialisasi pemahaman tentang bencana alam kepada masyarakat.
“Sehingga jatuhnya korban jiwa massal dapat ditekan,” tegasnya.