REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada Rabu (23/11), operasi udara terhadap kelompok Kurdi di Suriah utara hanyalah permulaan. Dia menyatakan, Ankara akan meluncurkan operasi darat di wilayah itu.
"Kami melanjutkan operasi udara dan akan menyerang teroris dari darat pada waktu yang paling nyaman bagi kami," kata Erdogan kepada anggota parlemen Partai AK dalam pidato di parlemen.
Erdogan mengatakan, Turki lebih bertekad untuk mengamankan perbatasan selatannya dengan koridor keamanan, sambil memastikan integritas teritorial Suriah dan Irak. Ankara juga telah melakukan operasi melawan Kurdi di wilayah Baghdad.
"Kami telah membentuk bagian dari koridor ini (dan) akan mengurusnya mulai dari tempat-tempat seperti Tel Rifat, Manbij dan Ain al-Arab (Kobani), yang menjadi sumber masalah," ujar Erdogan.
Rusia telah meminta Turki untuk menahan diri dari serangan darat skala penuh di Suriah. Permintaan itu telah disampaikan oleh negosiator senior Rusia Alexander Lavrentyev setelah putaran pembicaraan baru tentang Suriah dengan delegasi Turki dan Iran di Kazakhstan.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) telah menyampaikan keprihatinan serius kepada Turki tentang dampak eskalasi terhadap tujuan memerangi ISIS di Suriah.
Turki sebelumnya telah meluncurkan serangan militer di Suriah terhadap People's Protection Units (YPG) Kurdi. Ankara menganggap gerakan itu sebagai sayap Kurdistan Workers Party (PKK) yang ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Turki, AS, dan Uni Eropa.
Ankara meluncurkan operasi udara pada akhir pekan sebagai pembalasan atas serangan bom Istanbul seminggu sebelumnya. Serangan yang menewaskan enam orang ini diklaim telah dilakukan oleh YPG, meski tidak ada yang mengaku bertanggung jawab dengan PKK serta YPG membantah terlibat.
Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan tentara telah mencapai 471 sasaran di Suriah dan Irak sejak akhir pekan. Serangan ini sebagai operasi udara terbesar Turki belakangan ini.
Dia menerima pengarahan dan memberikan instruksi dalam konferensi video dengan kepala staf umum, komandan pasukan darat, dan komandan unit perbatasan pada Selasa (22/11) malam. Akar mengatakan, 254 militan telah dilumpuhkan dalam operasi itu
Syrian Democratic Forces (SDF) yang dipimpin YPG mengatakan, militer Turki menyerang Suriah utara dan timur untuk hari ketiga pada Selasa. Ankara menurunkan pesawat terbang, drone, dan artileri berat, menargetkan infrastruktur sipil termasuk rumah sakit dan sekolah.
Pusat media SDF mengatakan, telah terjadi enam serangan udara oleh pesawat tempur dan enam serangan pesawat tak berawak pada Selasa, dengan hampir 500 peluru artileri menghantam wilayah tersebut. Sebelumnya dikatakan 15 warga sipil dan anggota kelompok itu meninggal dunia dalam serangan Turki dalam beberapa hari terakhir.
AS telah bersekutu dengan SDF dalam perang melawan ISIS di Suriah. Kerja sama ini yang menyebabkan keretakan yang mendalam dengan Turki.