REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Pada 24 November 1999, ratusan orang tewas setelah sebuah kapal feri tenggelam di Laut Kuning, lepas pantai timur China. Kapal itu terbakar di tengah badai dan hampir semua orang di dalamnya tewas termasuk kaptennya.
Seperti dilansir laman History, Kamis (24/11/2022), kapal itu bernama Dashun yang berbobot 9.000 ton. Dashun sedang mengangkut penumpang dari kota pelabuhan Yantai di provinsi Shandong China ke Dalian, dekat Korea.
Udara tengah bersalju dan berangin ketika kapal yang membawa sekitar 300 penumpang dan 40 awak meninggalkan Yantai. Tidak jauh dari perjalanan, kebakaran terjadi di atas kapal. Meski penyebab pastinya belum diketahui, banyak yang meyakini bahwa tangki bensin di kendaraan yang ditumpangi kapal tersebut pecah.
Api memaksa penumpang menggunakan sekoci. Sinyal marabahaya dikirim pada pukul 16.30, tetapi cuaca badai menunda upaya penyelamatan hingga keesokan paginya. Ma Shuchi, seorang anggota kru berenang sejauh enam mil ke tempat yang aman, meskipun banyak lainnya meninggal setelah melompat ke air yang membeku.
Bahkan sebagian besar dari mereka yang berhasil mencapai sekoci akhirnya mati kedinginan saat menunggu kapal penyelamat. Pada saat penyelamat muncul, sebagian besar hanya bisa mencoba mengambil jasad dari laut. Hanya 36 orang yang selamat.
Api di Dashun tidak dapat dipadamkan sampai malam tanggal 25 November. Kapal kemudian hanyut ke pantai sebelum tenggelam sekitar satu mil di lepas pantai.
Ini adalah bencana kedua November 1999 bagi Perusahaan Feri Mobil Yantai. Kapal lain, Shenlu, telah tenggelam di lepas pantai Dalian hanya beberapa minggu sebelumnya. Empat pejabat perusahaan, termasuk manajer umum, kemudian diadili di China.
Tenggelamnya Dashun adalah kecelakaan maritim terburuk di Cina sejak 133 orang tewas dalam tabrakan feri di Sungai Yangtze pada 1994.