REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat di dua Kecamatan di Musi Banyuasin (Muba) yakni Bayung Lencir (BayLen) dan Babat Toman mengharuskan Pemkab Muba menyusun RDTR WP Bayung Lencir dan Penyusunan RDTR WP Babat Toman sejak tahun 2021 lalu. Pengembangan Kecamatan BayLen dan Babat Toman tersebut diproyeksi akan menjadi kawasan Kota baru yang berkembang.
Pada Kamis (24/11/2022) Pj Bupati Apriyadi Mahmud memimpin langsung Rapat Koordinasi Lintas Sektor dalam Rangka Ranperkada Tentang RDTR Kawasan Perkotaan Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin dan Ranperkada Tentang RDTR Kawasan Perkotaan Babat Toman Kabupaten Musi Banyuasin di Jakarta bersama Staf Ahli Menteri ATR/BPN Bidang Pengembangan Kawasan Dwi Hardiyawan dan OPD terkait.
"Ya, tujuannya untuk mewujudkan pertumbuhan kabupaten yang maju berbasis sektor-sektor ekonomi tangguh, berdaya saing, melalui pengembangan sektor-sektor pertambangan, pertanian dan perkebunan didukung keterpaduan sistem sarana dan prasarana wilayah yang berwawasan lingkungan," ujar Apriyadi.
Ia menjelaskan luas wilayah perencanaan di perkotaan Bayung Lencir 4.011,65 hektare, di mana kawasan perkotaan Bayung Lencir merupakan pusat pertumbuhan utama khususnya di bidang kegiatan ekonomi bagian utara Kabupaten Musi Banyuasin. Bayung Lencir sekaligus merupakan pintu masuk perbatasan Kabupaten Musi Banyuasin dengan Provinsi Jambi dan secara umum merupakan perbatasan antara Provinsi Jambi dengan Sumatra Selatan.
"Adapun isu potensi pengembangan kawasan perkotaan Bayung Lencir di antaranya, menjadi simpul strategis di mana Kawasan Perkotaan Bayung Lencir dilalui Jalan Arteri Primer jalan Nasional," urainya.
Apriyadi mengatakan ada rencana infrastruktur strategis yaitu rencana jaringan jalan tol lintas Sumatra trase Betung (Simpang Sekayu) – Tempino – Jambi. Selain itu terdapat potensi sektor petambangan di sekitar wilayah perencanaan yaitu minyak dan gas. Terdapat Pelabuhan Sungai dan Danau di Kecamatan Bayung Lencir.
"Kawasan Perkotaan Bayung Lencir berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan industri skala besar," tuturnya.
Kemudian, luas wilayah perencanaan di Babat Toman 1.840,27 hektare, di mana isu strategis kawasan perkotaan Babat Toman terletak di stasiun pengeboran minyak, tambang pasir di Sungai Musi, agrowisata, usaha sarang burung walet, permukiman, sempadan sungai PDAM Babat Toman, lahan pertanian pangan, dan sentra pengolahan gambir.
"Kita targetkan untuk mewujudkan Kawasan Perkotaan Babat Toman yang maju, mandiri, dan religius serta berwawasan lingkungan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di wilayah barat Kabupaten Musi Banyuasin," bebernya.
Staf Ahli Menteri ATR/BPN Bidang Pengembangan Kawasan Dwi Hardiyawan menyebutkan rapat koordinasi lintas sektor dapat meningkatkan kualitas dalam Ranperkada tentang RDTR ehingga ke depannya RDTR benar-benar bisa diimplementasikan di lapangan. "Pengembangan daerah ini menjadi salah satu hal penting untuk kemajuan ke depannya. bagaimana agar bisa dikelola dengan baik, ranah perkotaan di BayLen dan Babat Toman ke depannya bisa jadi kota," pungkasnya.