Kamis 24 Nov 2022 15:46 WIB

Kementan dan FAO Promosikan Produk Unggas Bebas Residu Antimikroba

Resistensi antimikroba saat ini juga menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat

Pekan Kesadaran Antimikroba Sedunia atau World Antimicrobial Awareness Week (WAAW) yang dilaksanakan di Kota Metro, Lampung (24/11/2022).
Foto: Kementan
Pekan Kesadaran Antimikroba Sedunia atau World Antimicrobial Awareness Week (WAAW) yang dilaksanakan di Kota Metro, Lampung (24/11/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, METRO - Kementerian Pertanian (Kementan) bersama dengan Food Agriculture Organization (FAO) dan Pemerintah Provinsi Lampung mempromosikan produk unggas (telur dan ayam) bebas residu antimikroba untuk pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada puncak peringatan Pekan Kesadaran Antimikroba Sedunia atau World Antimicrobial Awareness Week (WAAW) yang dilaksanakan di Kota Metro, Lampung (24/11/2022).

“Ini merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah dalam menjamin penyediaan produk hewan yang aman dan berkualitas, sebagai sumber konsumsi protein hewani bagi masyarakat,” ungkap Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian Nasrullah dalam talkshow membahas konsumsi telur.

Baca Juga

Nasrullah mengatakan resistensi antimikroba saat ini juga menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat karena bakteri resisten dapat menyebar melalui rantai makanan. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian bekerja sama dengan FAO beberapa tahun terakhir berupaya mengajak berbagai pihak untuk peduli dan berperan dalam memerangi laju resistensi antimikroba (AMR), serta mempromosikan produk unggas yang aman dan berkualitas tinggi bagi masyarakat. 

Pada kesempatan tersebut Nasrullah juga memberikan apresiasi atas pencapaian Provinsi Lampung dalam pencegahan AMR. “Kami apresiasi selama ini Provisni Lampung  mempunyai komitmen yang kuat, termasuk dari asosiasi, dan peternak unggas di provinsi ini untuk memerangi resistensi antimikroba, melalui berbagai upaya untuk menerapkan praktik-praktik yang baik dalam penyediaan produk hewan,” ungkap Nasrullah.

Sebagai informasi, pada tahun 2019 sebanyak 14 peternak telur di Lampung telah menerapkan biosekuriti 3 zona di peternakan mereka dan mendapatkan sertifikat higiene dan sanitasi makanan dari pemerintah, atau Nomor Kontrol Veteriner (NKV). “Kita semua tentunya ingin masyarakat kita sehat semua, apalagi telur adalah sumber protein hewani yang harganya terjangkau dan mudah diolah dan tubuh kita membutuhkan protein yang cukup untuk menjadi sehat”, kata Nasrullah.

Oleh karena itu Nasrullah pun menyarankan agar masyarakat mengonsumsi telur yang aman dan berkualitas. Sebagai bagian dari peringatan WAAW tahun ini, serangkaian acara juga digelar untuk mempertegas dan mendukung komitmen Indonesia dalam memerangi AMR. Mengawali WAAW tahun ini, Kementan bekerja sama dengan FAO mengadakan seminar di Makassar pada Sabtu (19/11/2022) dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk bertindak dalam pencegahan AMR pada peternakan unggas. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement