REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pembatasan ketat yang diberlakukan oleh China untuk membendung penyebaran Covid-19 memicu ledakan kemarahan masyarakat. Warga dilaporkan bentrok dengan aparat penegak hukum.
Video yang dibagikan di media sosial menunjukkan para pekerja di sebuah pabrik pembuatan iPhone di kota Zhengzhou, China, ibu kota provinsi Henan menuntut “hak” saat mereka bentrok dengan polisi dan petugas kesehatan yang mengenakan pakaian hazmat.
Ledakan kemarahan yang berubah menjadi konfrontasi fisik terjadi setelah berminggu-minggu memberlakukan pembatasan ketat karena China mengalami peningkatan tajam dalam kasus virus korona yang ditularkan secara lokal. Itu terjadi ketika otoritas kesehatan China telah memperingatkan terhadap "setiap kelonggaran dalam pencegahan dan pengendalian epidemi".
“China menghadapi situasi Covid-19 yang parah dan kompleks dengan penyebaran yang lebih luas dan lebih banyak rantai penularan virus,” kata Mi Feng, juru bicara Komisi Kesehatan Nasional (NHC).
Sementara, kebijakan “Nol-Covid” Beijing telah membatasi penyebaran infeksi mematikan, menyelamatkan nyawa orang. Kebijakan itu juga mengundang kritik tajam karena undang-undang tersebut memberlakukan lockdown parsial, yang tidak mengizinkan orang keluar dari rumah mereka jika tidak perlu dan mengharuskan mereka untuk menjalani beberapa tes untuk rutinitas sehari-hari mereka.
Analis percaya penanganan pandemi yang ketat berdampak negatif pada ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Dalam konfrontasi terbaru, para pengunjuk rasa, yang disebut-sebut sebagai karyawan baru, mengeluhkan "karantina tanpa makanan". Sementara, majikan mereka juga dikabarkan tidak memenuhi semua janji.
Video yang dibagikan oleh influencer media sosial menunjukkan petugas kesehatan yang mengenakan hazmat dan karyawan pabrik iPhone terbesar di dunia, Foxconn, bertatap muka, berteriak, dan bahkan memukul bilik pengujian asam nukleat.
Kebenaran video tersebut tidak dapat dikonfirmasi secara independen. Pejabat dan media pemerintah belum mengomentari protes terbaru terkait pembatasan virus korona.
NHC mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Rabu bahwa negara itu melaporkan 2.719 kasus baru infeksi yang dikonfirmasi, termasuk 2.641 kasus lokal pada hari Selasa.
Sebagian besar kasus yang ditularkan secara lokal dilaporkan di provinsi Guangdong. Negara ini telah melaporkan 293.506 kasus yang dikonfirmasi sejak awal pandemi pada Desember 2019.
China melaporkan kematian baru awal pekan ini, pertama kali dalam enam bulan. Sehingga, total kasus kematian negara itu menjadi 5.231.