Kamis 24 Nov 2022 16:53 WIB

AMMAN: Pernyataan Amnesty Berdasar Laporan Amanat KSB Sangat Tendensius

AMMAN menyebut pernyataan Amnesty Internantional tidak didukung data dan bukti

PT Amman Mineral Nusa Tenggara (Amman Mineral) bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Alam Asri Desa Jelenga mengembangkan objek wisata Pantai Jelenga yang berada di Desa Jelenga, Kecamatan Jereweh, Kabupaten Sumbawa Barat, NTB, Senin (8/10).PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) menyebut pernyataan Amnesty International Indonesia yang meminta AMMAN ditutup sementara sangat tidak berdasar. Pernyataan yang dikeluarkan oleh Direktur Amnesty International Indonesia (AII) Usman Hamid, didasarkan pada laporan Amanat KSB yang tidak didukung oleh data dan bukti yang tepat dan benar.
Foto: dok. Amman Mineral
PT Amman Mineral Nusa Tenggara (Amman Mineral) bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Alam Asri Desa Jelenga mengembangkan objek wisata Pantai Jelenga yang berada di Desa Jelenga, Kecamatan Jereweh, Kabupaten Sumbawa Barat, NTB, Senin (8/10).PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) menyebut pernyataan Amnesty International Indonesia yang meminta AMMAN ditutup sementara sangat tidak berdasar. Pernyataan yang dikeluarkan oleh Direktur Amnesty International Indonesia (AII) Usman Hamid, didasarkan pada laporan Amanat KSB yang tidak didukung oleh data dan bukti yang tepat dan benar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) menyebut pernyataan Amnesty International Indonesia yang meminta AMMAN ditutup sementara sangat tidak berdasar. Pernyataan yang dikeluarkan oleh Direktur Amnesty International Indonesia (AII) Usman Hamid, didasarkan pada laporan Amanat KSB yang tidak didukung oleh data dan bukti yang tepat dan benar.

Hal tersebut disampaikan, Head of Corporate Communications AMMAN Kartika Octaviana menanggapi pemberitaan terkait pernyataan  Direktur Amnesty International Indonesia (AII) Usman Hamid pada 22 November lalu. Pernyataan ini juga sebagai hak jawab Amman atas pemberitaan yang dipublikasikan oleh Republika.co.id pada Selasa, 22 November 2022 berjudul Amnesty Internasional Minta Pemerintah Tutup Sementara Amman Mineral.

Kartika menyatakan pernyataan Amnesty International, yang berasal dari laporan Amanat KSB, tidak didukung oleh data dan bukti yang tepat dan benar. Hal ini membuat pernyataan tersebut bersifat tendensius, menggiring opini publik ke arah negatif, sehingga merugikan citra AMMAN.

"Sebagai perusahaan yang menerapkan prinsip dan kaidah penambangan yang baik dan bertanggung jawab, AMMAN selalu patuh pada perundang-undangan dan peraturan pemerintah yang berlaku, baik dari level nasional, provinsi, hingga kabupaten," ucap Kartika berdasarkan rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (24/11/2022).

Kepatuhan ini, ucap Kartika, tercermin dalam kebijakan perusahaan mengenai ketenagakerjaan. Keberlanjutan operasional yang baik AMMAN juga merupakan bukti bahwa pemenuhan kewajiban sesuai peraturan perundangan telah dilakukan karena ketatnya pengawasan dari pemerintah. 

Amman, ungkap Kartika juga selalu berkoordinasi secara intensif dengan pemerintah mengenai aspek-aspek yang berkaitan dengan operasional dan ketaatan (compliance). "AMMAN menolak seluruh dugaan yang disampaikan oleh Amanat KSB ke Amnesty International Indonesia," tutur dia.

Karenanya, AMMAN akan mengajak AII untuk melakukan diskusi dan klarifikasi agar AII memiliki data dan bukti yang tepat dan benar sebelum memberikan pernyataan kepada media. AMMAN senantiasa mendukung semangat perjuangan Hak Asasi Manusia (HAM) yang selalu disuarakan oleh AII, yang didasarkan pada data dan fakta, sehingga perjuangan tersebut dapat sejalan dengan misi Pemerintah Indonesia dalam mendukung iklim investasi yang juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia.

Selain itu, AMMAN juga mendukung kebebasan pers yang menjunjung tinggi etika jurnalistik, salah satunya adalah prinsip keberimbangan berita dengan memuat hak jawab ini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement