Kamis 24 Nov 2022 19:05 WIB

Anwar Ibrahim Jadi PM, Indonesia Dinilai Berkesempatan Pererat Relasi dengan Malaysia

Raja Malaysia resmi menunjuk Anwar Ibrahim sebagai perdana menteri pada Kamis.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Ketua Partai Pakatan Harapan (PH) Malaysia Anwar Ibrahim melambai saat ia tiba di Istana Negara (National Palace) di Kuala Lumpur, Malaysia, 24 November 2022. Istana Negara mengumumkan bahwa Ketua Partai Pakatan Harapan (PH) Anwar Ibrahim akan dilantik sebagai perdana menteri ke-10 Malaysia, lima hari setelah pemilihan umum ke-15 menghasilkan parlemen gantung tanpa pemenang yang jelas.
Foto: EPA POOL
Ketua Partai Pakatan Harapan (PH) Malaysia Anwar Ibrahim melambai saat ia tiba di Istana Negara (National Palace) di Kuala Lumpur, Malaysia, 24 November 2022. Istana Negara mengumumkan bahwa Ketua Partai Pakatan Harapan (PH) Anwar Ibrahim akan dilantik sebagai perdana menteri ke-10 Malaysia, lima hari setelah pemilihan umum ke-15 menghasilkan parlemen gantung tanpa pemenang yang jelas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan ketua DPD RI Irman Gusman mengucapkan selamat kepada pemimpin koalisi Pakatan Harapan Anwar Ibrahim atas penunjukannya sebagai perdana menteri baru Malaysia. Irman, yang memiliki hubungan dekat dengan Anwar menilai, Indonesia mempunyai kesempatan mempererat hubungan bilateral dengan Negeri Jiran di bawah kepemimpinan tokoh berusia 75 tahun tersebut.

“Saya cukup mengenal Pak Anwar Ibrahim. Pertama tentu kita mengucapkan selamat (atas penunjukan Anwar Ibrahim sebagai perdana menteri oleh Raja Malaysia),” kata Irman saat diwawancara Republika.co.id, Kamis (24/11/2022).

Baca Juga

Irman mengaku telah memberi selamat kepada Anwar yang disampaikan lewat teman dekat tokoh tersebut. “Saya pada Jumat (25 November) malam insya Allah akan ke sana (Malaysia) untuk mengucapkan selamat (kepada Anwar Ibrahim) sebagai seorang sahabat. Saya sudah koordinasi dengan orang-orang di sana,” ucapnya.

Dia menjelaskan, Malaysia adalah negara tetangga paling dekat yang dapat dijadikan mitra kerja sama oleh Indonesia di berbagai bidang, seperti pariwisata, perdagangan, dan industri. “Dengan figur Anwar, ini kesempatan buat kita untuk membangun hubungan yang lebih baik lagi (dengan Malaysia) dan menguntungkan bagi kedua belah pihak,” kata Irman.

Irman mengungkapkan, dia sudah mengenal Anwar sejak 1987, yakni ketika dia tengah menempuh studi magister di Amerika. Kala itu Irman, yang juga aktif di Himpunan Mahasiswa Islam, sempat menghadiri undangan World Youth Conference Forum di Peoria, Illinois. “Saya menghadiri pertemuan pemuda Islam dunia dan salah satu pembicaranya Anwar Ibrahim. Dari sana saya mengenal pikiran-pikiran beliau,” ujarnya.

Menurut Irman, banyak pikiran-pikiran keagamaan serta politik Anwar terinspirasi oleh tokoh Islam Indonesia, dua di antaranya yakni Mohammad Natsir dan Buya Hamka. Saat Irman aktif di Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), hubungannya dengan Anwar semakin akrab. “Mungkin dia (Anwar) sejajar dengan Erdogan dalam konteks membawa suara Islam ke dunia internasional. Jadi Islam yang dia bawa itu Islam moderat,” ucapnya.

Dengan ditunjuknya Anwar sebagai perdana menteri Malaysia, Irman berharap pemerintah Indonesia bisa memanfaatkan momen tersebut untuk mempereat hubungan dan kerja sama dengan Malaysia. Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Al Sultan Abdullah telah resmi menunjuk Anwar Ibrahim sebagai perdana menteri pada Kamis. Keputusan itu diambil setelah Al Sultan Abdullah melakukan pertemuan dengan raja-raja Melayu.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement