Jumat 25 Nov 2022 11:14 WIB

Iran: Serangan ke Irak Bentuk Pembelaan Diri

Iran baru-baru ini melakukan operasi melawan kelompok teroris di Irak utara

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Pemerintah Iran telah mengirim surat ke Dewan Keamanan PBB untuk menjelaskan operasi serangan mereka ke Irak yang menargetkan kelompok pemberontak Kurdi. Teheran menyebut, itu merupakan aksi pembelaan diri.
Foto: AP/Vadim Grishankin/Russian Defense Ministry
Pemerintah Iran telah mengirim surat ke Dewan Keamanan PBB untuk menjelaskan operasi serangan mereka ke Irak yang menargetkan kelompok pemberontak Kurdi. Teheran menyebut, itu merupakan aksi pembelaan diri.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Pemerintah Iran telah mengirim surat ke Dewan Keamanan PBB untuk menjelaskan operasi serangan mereka ke Irak yang menargetkan kelompok pemberontak Kurdi. Teheran menyebut, itu merupakan aksi pembelaan diri.

“Iran baru-baru ini melakukan operasi melawan kelompok teroris di Irak utara karena tidak punya pilihan lain selain menggunakan hak alaminya untuk membela diri dalam kerangka hukum internasional guna melindungi keamanan nasionalnya,” tulis perwakilan tetap Iran untuk Dewan Keamanan PBB, Kamis (24/11/2022), dikutip laman Al Arabiya.

Dalam surat itu Iran mengatakan, baru-baru ini “kelompok-kelompok teroris” mengintensifkan kegiatan mereka dan secara ilegal mengirimkan senjata dalam jumlah besar ke Iran. Pengiriman senjata itu  dimaksudkan untuk melakukan operasi teror. “Mereka menggunakan wilayah Irak untuk merencanakan, mendukung, mengorganisasi, dan melakukan tindakan (melawan Iran),” kata Iran dalam suratnya.

Teheran menuntut agar para pelaku kejahatan teroris diadili oleh pengadilan Iran. Selain itu, Iran juga meminta agar pusat komando kelompok teroris, termasuk pusat pelatihan mereka, ditutup. Iran pun menghendaki persenjataan mereka dilucuti.

Dalam suratnya, Iran menegaskan bahwa mereka menghormati penuh keamanan dan stabilitas Irak, termasuk integritas serta kedaulatan teritorialnya. Pada Kamis lalu, Pemerintah Irak telah memanggil duta besar Iran dan Turki di negaranya. Pemanggilan itu menyusul serangan lintas batas yang dilakukan kedua negara ke Irak.

“Serangan oleh Iran dan Turki ini mengganggu upaya melawan terorisme di tingkat regional,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Irak Dr. Ahmed al-Sahhaf saat diwawancara Associated Press.

Dia mengungkapkan, Kemenlu Irak juga telah memberi tembusan kepada Dewan Keamanan PBB tentang pelanggaran perbatasan terbaru. “Ini (serangan Iran dan Turki) akan meningkatkan tingkat kewaspadaan dan ketegangan, serta akan memengaruhi sifat hubungan antara Iran dan Irak, serta Turki dan Irak,” ucap al-Sahhaf.

Pada Selasa (22/11/2022) lalu, Iran meluncurkan kampanye serangan baru terhadap kelompok-kelompok pembangkang Kurdi Iran yang berbasis di wilayah semi-otonom Kurdistan di Irak utara. Beberapa kelompok Kurdi Iran telah terlibat dalam konflik intensitas rendah dengan Teheran sejak Revolusi Islam 1979. Mereka mencari berlindung di Irak dan mendirikan pangkalan di negara tetangga Iran tersebut.

Teheran menuduh kelompok-kelompok pembangkang Kurdi di Irak ikut menghasut gelombang demonstrasi yang kini sedang berlangsung di Iran. Kelompok Kurdi pun dituding menyelundupkan senjata ke Iran. Kelompok Kurdi telah membantah tuduhan tersebut.

Selain Iran, Turki pun meluncurkan serangan udara ke Irak utara pada Ahad (20/11/2022) pekan lalu. Ankara menuding kelompok Partai Pekerja Kurdistan (PKK) bertanggung jawab atas serangan bom yang mengguncang jalan Istiklal, Istanbul, pada 13 November lalu. Insiden itu menewaskan enam orang dan melukai lebih dari 80 lainnya.

PKK adalah kelompok bersenjata Kurdi yang telah melancarkan pemberontakan di Turki tenggara selama lebih dari tiga dekade. Turki melabeli PKK dan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) sebagai kelompok teroris.

 

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement