Jumat 25 Nov 2022 14:50 WIB

Moeldoko Kenang Diajak Kepala Sekolah ke Pasar karena Gondrong

Moeldoko menekankan pentingnya guru beri perhatian ke emosi dan pergaulan siswa.

Red: Indira Rezkisari
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko
Foto: Republika/Prayogi
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengaku pernah dibawa oleh kepala sekolahnya ke pasar sewaktu mengenyam pendidikan sekolah menengah pertama (SMP), di Kediri, Jawa Timur. Ketika itu sang guru membawa Moeldoko karena rambutnya dinilai terlampau panjang.

Hal itu disampaikan Moeldoko saat berkunjung ke SMK Negeri 1 Petang Ubud, Bali, Jumat (25/11/2022), bertepatan dengan Hari Guru Nasional. "(Rambut) Tidak terlalu panjang, cuma karena masih sekolah SMP, kata kepala sekolah sudah kepanjangan," kata Moeldoko dalam siaran pers KSP.

Baca Juga

Moeldoko melanjutkan, saat itu, dia masih duduk di kelas 2 SMP Papar Kediri, Jawa Timur, kemudian seusai jam sekolah kepala sekolah memanggil dan mengajaknya pergi ke pasar. Moeldoko mengaku mengira akan diajak belanja atau ditraktir makan, namun justru dibawa ke tukang potong rambut.

"Ternyata saya 'ke-ge-er-an'. Habis rambut saya," kata Moeldoko yang disambut tawa para siswa dan guru yang hadir.

Moeldoko menyampaikan kisah itu sebagai pengingat kepada siswa. Menurutnya, kadang siswa kurang peduli nasihat guru.

Dia menekankan guru memberi perhatian besar pada siswa bukan hanya dalam soal pelajaran, tetapi juga dalam penampilan dan emosi sehari-hari dalam pergaulan di sekolah. Dia mengatakan guru mempunyai peran sangat penting dalam melahirkan generasi bangsa yang berkualitas.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا جَاۤءَكُمُ الْمُؤْمِنٰتُ مُهٰجِرٰتٍ فَامْتَحِنُوْهُنَّۗ اَللّٰهُ اَعْلَمُ بِاِيْمَانِهِنَّ فَاِنْ عَلِمْتُمُوْهُنَّ مُؤْمِنٰتٍ فَلَا تَرْجِعُوْهُنَّ اِلَى الْكُفَّارِۗ لَا هُنَّ حِلٌّ لَّهُمْ وَلَا هُمْ يَحِلُّوْنَ لَهُنَّۗ وَاٰتُوْهُمْ مَّآ اَنْفَقُوْاۗ وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ اَنْ تَنْكِحُوْهُنَّ اِذَآ اٰتَيْتُمُوْهُنَّ اُجُوْرَهُنَّۗ وَلَا تُمْسِكُوْا بِعِصَمِ الْكَوَافِرِ وَسْـَٔلُوْا مَآ اَنْفَقْتُمْ وَلْيَسْـَٔلُوْا مَآ اَنْفَقُوْاۗ ذٰلِكُمْ حُكْمُ اللّٰهِ ۗيَحْكُمُ بَيْنَكُمْۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila perempuan-perempuan mukmin datang berhijrah kepadamu, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka; jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada orang-orang kafir (suami-suami mereka). Mereka tidak halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tidak halal bagi mereka. Dan berikanlah kepada (suami) mereka mahar yang telah mereka berikan. Dan tidak ada dosa bagimu menikahi mereka apabila kamu bayar kepada mereka maharnya. Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (pernikahan) dengan perempuan-perempuan kafir; dan hendaklah kamu minta kembali mahar yang telah kamu berikan; dan (jika suaminya tetap kafir) biarkan mereka meminta kembali mahar yang telah mereka bayar (kepada mantan istrinya yang telah beriman). Demikianlah hukum Allah yang ditetapkan-Nya di antara kamu. Dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.

(QS. Al-Mumtahanah ayat 10)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement