REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Para pejabat Eropa berusaha keras membantu Ukraina tetap hangat dan tetap berfungsi selama bulan-bulan musim dingin. Eropa berjanji pada Jumat (25/11/2022), akan mengirim lebih banyak dukungan yang akan mengurangi upaya militer Rusia mematikan penghangat dan aliran listrik.
Setelah sembilan bulan Rusia menginvasi tetangganya, pasukan Istana Kremlin telah memusatkan perhatian pada jaringan listrik Ukraina dan infrastruktur sipil penting lainnya. Para pejabat memperkirakan sekitar 50 persen fasilitas energi Ukraina telah rusak akibat serangan baru-baru ini.
Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna menyatakan Prancis mengirim 100 generator bertenaga tinggi ke Ukraina untuk membantu orang melewati beberapa bulan mendatang. Dia mengatakan Rusia menjerumuskan penduduk sipil Ukraina ke dalam kesulitan.
Sedangkan Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly menekankan paket pertahanan udara yang dijanjikan senilai 50 juta pound akan membantu Ukraina mempertahankan diri dari pengeboman Rusia. "Kata-kata tidak cukup. Kata-kata tidak akan membuat lampu menyala di musim dingin ini. Kata-kata tidak akan bertahan melawan rudal Rusia,” kata Cleverly dalam kicauan di Twitter tentang bantuan militer.
Paket tersebut mencakup radar dan teknologi lain untuk melawan drone peledak yang dipasok Iran yang digunakan pasukan Rusia untuk mengincar jaringan listrik. Tambahan bantuan London ini datang di atas pengiriman lebih dari 1.000 rudal anti-udara yang diumumkan awal bulan ini.