REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mencatat modal asing keluar bersih atau net outflow sebesar Rp 89,57 triliun dari pasar keuangan Indonesia. Adapun realisasi ini tercatat sejak Januari sampai 22 November 2022.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan aliran modal asing mayoritas keluar dari pasar surat berharga negara sebesar Rp 167,45 triliun. Dalam periode yang sama, terdapat aliran modal asing masuk di pasar saham senilai Rp 77,88 triliun. "Sentimen negatif yang terjadi akibat kondisi global menekan semua negara pasar berkembang atau emerging market dalam bentuk capital outflow," ujarnya kepada wartawan dikutip Sabtu (26/11/2022).
Meski terdapat aliran modal asing keluar cukup besar dari Indonesia, menurutnya, kondisi tersebut tidak menimbulkan guncangan di pasar keuangan Tanah Air maupun memengaruhi imbal hasil surat berharga negara. Hal tersebut terjadi karena kepemilikan surat berharga negara Indonesia oleh asing hanya 14,06 persen, menurun sejak akhir 2019 sebesar 38,57 persen.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengungkapkan perbankan, Bank Indonesia dan saat ini masyarakat mulai mendominasi kepemilikan surat berharga negara Indonesia. Bank Indonesia memiliki porsi kepemilikan 25,74 persen, bank 24,74 persen, lainnya 18,58 persen, asuransi dan dana pensiun 16,88 persen, serta asing 14,06 persen. "Guncangan bisa terjadi tergantung seberapa ketergantungan sebuah negara terhadap kepemilikan asing," ungkapnya.
Tercatat negara pasar berkembang, modal asing keluar bersih di pasar surat berharga negara pada 2022 sebesar 82,6 miliar dolar AS atau sekitar 17 persen dari assets under management, sedangkan negara pasar maju sekitar 25 miliar dolar AS atau 2,6 persen dari assets under management.