REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pembangunan infrastruktur yang dilakukan di masa pemerintahannya tidak Jawasentris atau hanya terpusat di Pulau Jawa saja.
"Sekali lagi saya sampaikan pembangunan tidak Jawasentris, tetapi pembangunan juga dilakukan di luar Pulau Jawa," kata Presiden Jokowi pada kegiatan Nusantara Bersatu yang diadakan oleh relawan Jokowi di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Sabtu (26/11/2022).
Justru, kata Presiden, selama beberapa tahun terakhir pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah lebih banyak dilakukan di luar Pulau Jawa. Ia menyebutkan luasnya wilayah Indonesia yang memiliki 38 provinsi, 514 kabupaten dan kota serta sekitar 17 ribu pulau, maka pembangunan tidak bisa hanya dilakukan di Pulau Jawa saja.
Dengan kata lain, pembangunan infrastruktur harus bisa merata di setiap wilayah agar tidak terjadi ketimpangan. Jokowi mengatakan jika pembangunan hanya tertuju di Pulau Jawa, maka pemerataan infrastruktur tidak akan pernah tercapai.
Di hadapan relawan yang hadir di Stadion GBK, Jokowi mengatakan pembangunan infrastruktur tersebut akan melahirkan titik-titik ekonomi yang baru. Sebagai contoh, pembangunan Sirkuit Moto GP di Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang berhasil membawa perubahan ekonomi bagi masyarakat.
"Setelah adanya Sirkuit Moto GP Mandalika, sekarang Mandalika jadi titik pertumbuhan ekonomi baru," ujarnya.
Tidak hanya itu, keberhasilan atau dampak dari pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah juga terlihat di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pantai yang indah berhasil menjadi sumber ekonomi baru berkat adanya pembangunan infrastruktur yang memadai, kata dia.
Jokowi mengatakan dua contoh tersebut merupakan bukti bahwa pembangunan yang dilakukan pemerintah tidak bersifat Jawa sentris.
"Inilah yang nanti akan menjadi titik-titik perekonomian Indonesia," ucap dia.