REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengerjaan pembangunan Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) mengupayakan prinsip ramah lingkungan dengan menggunakan filosofi Bangunan Gedung Hijau. Sedangkan untuk konsepnya sendiri, mengadopsi konsep arsitektur tropis. Total jumlah kamar sebanyak 196 termasuk 4 kamar bagi penyandang disabilitas serta 8 kamar untuk mentor.
Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur, Ditjen Cipta Karya, M Reva Sastrodiningrat menyampaikan bahwa AMN terdiri dari 2 tower dengan masing-masing memiliki 5 lantai."Bangunan asrama terdiri dari 2 tower setinggi 5 lantai,” katanya.
Kedua tower tersebut dibedakan antara asrama mahasiswa perempuan dengan asrama mahasiswa laki-laki. Kemudian, untuk menunjang segala aktivitas para mahasiswa yang menghuni AMN, juga sudah disiapkan banyak sekali fasilitas pendukung lainnya. Di antaranya kamar mandi dan toilet komunal, ruang ibadah, klinik, kantor pengelola, ruang makan, dapur, ruang laundry, ruang sekuriti, dan lain-lain.
"Fasilitas pendukung pengembangan kompetensi mahasiswa juga dibangunan seperti perpustakaan/ruang baca, ruang belajar bersama, ruang seni, laboratorium, lapangan olahraga, ruang pembinaan entrepreneurship, dan lanskap," kata Reva.
Selain sebagai hunian, AMN menyediakan program pembinaan bagi mahasiswa penghuni AMN. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bersama lembaga terkait yang dalam hal ini adalah Badan Intelijen Negara (BIN) akan memberikan pembinaan kebangsaan untuk para mahasiswa penghuni AMN.
BIN akan menjadi leading sector dalam program pembinaan sesuai indikator yang disebutkan. BIN memiliki kapasitas dalam melakukan program pembinaan untuk mahasiswa AMN. Pasalnya, BIN merupakan lembaga pemerintah non-kementerian yang bekerja di bidang intelijen untuk menjaga kemanan serta ketahan nasional.
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono dalam kunjungannya ke AMN Surabaya menyatakan bahwa secara keseluruhan kondisi bangunan asrama berkualitas bagus.
"Kualitas bangunan bagus dan lanskap cukup memuaskan," ungkapnya.
Lebih lanjut, Menteri Basuki bahkan mengimbau kepada pihak pelaksana pembangunan, yakni PT Nindya Karya (Persero) supaya melakukan pengaspalan jalan dengan lebih bagus agar bisa awet.
“Proses pengaspalan agar dikerjakan dengan bagus, sehingga aspal lebih awet," katanya.
Pada kesempatan lain, Menteri PUPR juga menyampaikan bahwa belakangan ini Indonesia memang terus meningkatkan komitmennya dalam menghadapi isu lingkungan. Salah satunya adalah bagaimana melakukan pengurangan emisi karbon namun melalui pembangunan infrastruktur, sehingga terciptalah prinsip Bangunan Gedung Hijau seperti yang diterapkan pada AMN Surabaya.
“Sejalan dengan komitmen Indonesia dalam menghadapi isu lingkungan, Kementerian PUPR terus ikut berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon melalui berbagai pembangunan infrastruktur, misalnya pembangunan gedung hijau,” katanya.
Terkait dengan seberapa serius komitmen Kementerian PUPR akan kontribusinya dalam isu lingkungan tersebut, Kepala Biro Umum Kementerian PUPR, Agus Sutamin menjelaskan bahwa mereka memiliki komitmen teguh menerapkan konsep Bangunan Gedung Hijau.
“Biro Umum selaku pengelola gedung Kawasan Kantor Pusat Kementerian PUPR berusaha berkomitmen teguh menerapkan konsep Bangunan Gedung Hijau pada seluruh gedung di Kawasan Kantor Pusat Kementerian PUPR,” jelasnya.