REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Juru Pelihara (Jupel) Situs Menghalit Gunung Padang, Nanang Sukamana, memastikan tidak ada kerusakan yang terjadi di situs tertua di dunia di Kecamatan Campaka itu, ketika gempa 5.6 magnitudo mengguncang Cianjur, Jawa Barat. "Kalau kerusakan di area situs tidak ada, hanya kantor pusat informasi turis yang mengalami kerusakan di bagian langit-langit-nya," kata Nanang saat dihubungi di Cianjur, Sabtu (26/11/2022).
Hingga saat ini, tutur dia, angka kunjungan wisatawan ke situs tersebut masih tinggi. Hingga Sabtu siang tercatat lebih dari 300 orang yang sebagian besar rombongan sekolah mendatangi lokasi. Namun, mereka diimbau untuk tidak memasuki area terlarang di sekitar situs. "Tingkat kunjungan masih ada dari luar daerah, namun tidak seramai hari biasa. Pendampingan selalu diberikan petugas guna menghindari hal yang tidak diinginkan," katanya.
Saat gempa mengguncang Cianjur, ungkap dia, dirasakan cukup kencang di area situs, sehingga pihaknya langsung melakukan pemantauan dan pendataan. Namun, pihaknya tidak menemukan kerusakan, termasuk setelah gempa susulan yang juga kembali dirasakan cukup kencang.
Pihaknya akan terus melakukan pendataan dan pemantauan serta melaporkan situasi terkini ke pihak terkait karena beberapa kali gempa besar setelah gempa pertama cukup kencang ditakutkan dapat merusak teras Situs Gunung Padang. "Tentunya pendataan dan pemantauan selalu kami lakukan karena ditakutkan gempa susulan dapat merusak situs. Harapan kami bencana segera berlalu dan masyarakat Cianjur dapat kembali hidup normal," katanya.