Ahad 27 Nov 2022 09:35 WIB

Polri Kerahkan Tim Drone Sisir Lokasi Terisolasi di Cianjur

Tim drone bakal mencari lokasi pengungsian warga terisolasi selama satu minggu.

Red: Ratna Puspita
Ilustrasi evakuasi korban tertimbun longsor gempa bumi di Cianjur.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi evakuasi korban tertimbun longsor gempa bumi di Cianjur.

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Polri mengerahkan Tim Drone Bidang TIK Korps Brimob untuk mendeteksi dan mencari kemungkinan lokasi pengungsian warga yang daerahnya terisolasi akibat gempa berkekuatan magnitudo 5,6 di Cianjur, Jawa Barat. Tim khusus itu dibekali sejumlah drone atau pesawat tanpa awak yang digunakan untuk mencari dan mendeteksi kemungkinan lokasi pengungsian warga yang belum bisa ditembus kendaraan roda dua dan roda empat.

"Jadi, kami mengirim tim kecil ini menggunakan alat transportasi helikopter dari Polairuddan tim drone Brimob tersebut juga telah membawa perlengkapan drone untuk mencari kemungkinan adanya shelter-shelter warga," kata Koordinator Tim SAR Vertical Rescue Satlat Korps Brimob Kombes Rantau Isnur Eka dalam keterangan tertulis yang diterima di Cianjur, Ahad (27/11/2022).

Baca Juga

Apabila tim drone menemukan lokasi pengungsian warga, langsung melaporkan ke posko Brimob atau Posko Induk Polda Jawa Barat, yang ada di Cianjur untuk ditindaklanjuti, seperti mendistribusikan bantuanatau menolong warga yang membutuhkan evakuasi. Rantau optimistis tim tersebut bisa memberikan berbagai informasi yang akurat dalam proses pencarian mengingat penggunaan helikopter dan drone bisa lebih efektif dan efisien dalam mencari lokasi pengungsian warga.

Berdasarkan hasil pencarian yang dilakukan, Tim SAR Satlat Brimob menerima informasi dari 37 lokasi terisolasihingga hari ini tersisa tiga lokasi, yaitu Kampung Kadu Gede, Pasir Manggu, dan Pasar Tunagan. Menurut dia, tim drone tersebut bakal terus mencari lokasi pengungsian warga terisolasi selama satu minggu ke depan yang difasilitasi oleh Polairud. 

Hal ini sesuai dengan instruksi pemerintah bahwa masa penanggulangan bencana berlangsung selama 30 hari. "Kami sudah membawa bekal untuk enam hari perjalanan," ujarnya.

Selain itu, pencarian informasi terkait desa terisolasitersebut juga dilakukan dengan mengumpulkan informasi lisan yang disampaikan warga setempat maupun informasi yang beredar di media massa dan media sosial. "Nah, nanti media itu bakal kami saring lagi semua informasinya," kata Rantau.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement