REPUBLIKA.CO.ID, GIANYAR -- Resor Hoshinoya Bali yang terletak di Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali, sekitar 20 menit berkendara dari pusat keramaian Ubud, memiliki konsep kuliner yang mengedepankan tiga indera manusia. “Makanan kami harus memenuhi unsur membuai indra pengelihatan, penciuman, dan indra perasa,” kata General Manager Hoshinoya Bali, Takaaki Yasuda, kepada Republika.
Tiga unsur tersebut dikatakannya sebagai kebiasaan makan orang Jepang. Hoshinoya Bali memang merupakan resor di Ubud yang berasal dari jaringan hotel grup Hoshino Jepang.
Sebelum pandemi, Hoshinoya Bali lebih banyak disambangi tamu-tamu dari Jepang yang ingin menikmati liburan ke Pulau Dewata. Karena itu menu yang tersaji menyesuaikan dengan selera rasa tamunya yang didominasi orang Jepang.
“Misalnya ada menu mi goreng Indonesia. Tentu rasanya dibuat lebih adaptif dengan lidah orang Jepang. Rasanya pedas mi goreng Indonesia tentu tidak akan sepedas itu di sini,” kata Yasuda.
Ketika Covid-19 mulai mereda namun perbatasan antarnegara masih terbatas, Hoshinoya lebih banyak didatangi penginap orang Indonesia. Mereka menyukai menu khas Jepang karena faktor rasanya yang autentik.
Executive Chef Hoshinoya Bali, Mitsuaki Senoo, mengatakan menu Jepang di Hoshinoya dibuat sangat mirip dengan yang di Jepang meski menggunakan bahan-bahan lokal. Ia mengibaratkan, mereka yang makan di Hoshinoya tidak perlu ke Jepang bila ingin mencicipi menu sushi, sashimi, atau sukiyaki yang autentik.
“Saya bisa mengatakan, mereka yang makan sushi di sini tidak kalah rasanya seperti bila makan sushi di Pasar Tsukiji Jepang. Meski lokasi Hoshinoya ada di pedalaman Ubud tapi saya bekerja keras mencari bahan baku yang segar, ke nelayan langsung membeli hasil tangkapan, sampai mencari pemasok dengan kualitas terbaik,” ujarnya.
Mitsuaki Senoo berujar, hal tersebut sebenarnya sangat sulit. Yaitu berupaya mencari bahan baku lokal yang bisa diolah menjadi makanan Jepang dengan rasa autentik.
Sejumlah menu Jepang memang menjadi favorit di Hoshinoya Bali. Salah satunya adalah Jewel Box yaitu semacam potongan aneka rupa sashimi, ikura atau telur ikan, dan potongan tipis dadar telu atau tamago dengan nasi di bawahnya. Ia mengatakan, Jewel Box selalu populer di kalangan tamu Hoshinoya.
“Sushi sashimi kami, kesegerannya dijamin. Seperti makan di Pasar Tsukiji tapi ini di Ubud,” kata dia.