Puncak Hujan Diprediksi Hingga April, Warga Diminta Waspada Cuaca Ekstrem
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Pengendara menggunakan jas hujan menembus hujan di kawasan Tugu Pal Putih, Yogyakarta. | Foto: Republika/Wihdan Hidayat
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Stasiun Klimatologi Mlati, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY memprediksi puncak hujan akan terjadi hingga April 2023 mendatang di wilayah DIY. Selama puncak hujan ini, potensi cuaca ekstrem dapat terjadi.
"Berakhirnya puncak musim hujan pada April dasarian satu dan dasarian dua, setelah itu baru masuk musim kemarau," kata Kepala Stasiun Klimatologi Mlati, BMKG DIY, Reni Kraningtyas, di Gedung DPRD DIY, Yogyakarta.
Untuk itu, pihaknya meminta warga untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem mengingat intensitas hujan yang juga tinggi. Pasalnya, cuaca ekstrem dapat menyebabkan berbagai bencana hidrometeorologi di DIY.
"Potensi bencana hidrometeorologi akan terjadi di wilayah kita, banjir, tanah longsor, pohon tumbang. Kita perlu mewaspadai potensi bencana akibat hujan lebat disertai angin kencang dan petir," tambah Reni.
Saat ini, DIY sendiri sudah memasuki musim hujan. Namun, Reni memprediksi untuk puncak hujan baru akan dimulai pada Desember 2022 di sebagian wilayah di DIY. "Prediksi puncak musim hujan, di sebagian wilayah (Kabupaten) Kulonprogo terjadi di Desember," ujarnya.
Sedangkan, puncak musim hujan di beberapa wilayah lainnya di DIY diprediksi terjadi pada Januari dan Februari 2023. Dengan begitu, berakhirnya puncak musim hujan ini diprediksi pada April 2023 nanti.
"Kota Yogyakarta dan sebagian (Kabupaten) Gunungkidul, Sleman dan sebagian Bantul, puncaknya pada Januari. Sleman bagian utara, Gunungkidul bagian selatan (puncak hujan) akan terjadi Februari," jelas dia.
Reni juga meminta agar seluruh pemangku kepentingan untuk siap siaga dalam menghadapi puncak musim hujan. Termasuk siap dalam mengantisipasi berbagai potensi bencana jika terjadi cuaca ekstrem saat puncak musim hujan.
"Instansi terkait dan pemangku kepentingan harus siap siaga. Di sisi lain, jalan raya maupun jalan yang dilalui kendaraan dan ada pohon rimbun, diharap agar dirapikan, sehingga tidak membahayakan saat terjadi hujan. Drainase juga diperhatikan agar tidak terjadi genangan dan tidak terjadi banjir," jelasnya.
Sementara itu, perwakilan dari Kantor Basarnas Yogyakarta, Ahmad Rizki mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan berbagai hal terkait dengan potensi bencana yang dapat terjadi saat puncak musim hujan di DIY.
Bahkan, di musim hujan ini saja sudah terjadi beberapa bencana hidrometeorologi di DIY yang menyebabkan korban jiwa, seperti longsor di Gunungkidul dan banjir di Kulonprogo. "Dilakukan operasi SAR terhadap korban akibat bencana, seperti longsor yang terjadi di Semin, Gunungkidul," kata Rizki.
Pihaknya juga terus berkoordinasi dengan instansi lainnya, seperti BPBD provinsi maupun kabupaten/kota se-DIY dalam melakukan penanggulangan bencana, termasuk dalam melakukan penanganan bencana.
"Penanggulangan bencana diharapkan dilakukan dengan konsep pentahelix, mulai dari masyarakat, pemerintah, akademisi, pelaku usaha, juga media," ujarnya.