REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Cianjur dr Deni Nugraha menyampaikan pihaknya masih menangani operasi untuk korban reruntuhan akibat gempa berujung longsor di Cianjur Jawa Barat. Hari ini, Ahad (27/11) ada dua orang korban yang akan melakukan operasi karena patah tulang dan luka bakar serius di RS Bhayangkara Cianjur Jawa Barat.
Korban pertama, atas nama Dinda yang masih berusia 13 tahun tertimpa reruntuhan bangunan pada saat terjadi gempa. Akibat tertimpa reruntuhan itu Dinda harus mengalami patah kaki. "Kemudian satu lagi mengalami luka bakar dan akan dioperasi hari ini," tuturnya dalam keterangannya yang di terima awak media, Ahad (27/11).
Menurut Deni, total sudah ada 36 pasien yang telah dioperasi patah tulang dan operasi umum setelah terjadi gempa berujung longsor di RS Bhayangkara Cianjur Jawa Barat. Deni menjelaskan banyaknya pasien yang dioperasi tersebut tidak terlepas dari bantuan Pemerintah yang telah memberikan dukungan berupa peralatan medis dan kamar operasi yang memadai.
"Sehingga RS Bhayangkari bisa menangani pasien secara langsung. Pasien juga tidak harus dibawa ke RS yang jauh untuk menjalani operasi, cukup di sini saja lebih dekat dan fasilitasnya juga sudah memadai," ujar Deni.
Sementara itu, Ahli Bedah Orthopaedi, Ivan Mucharry Dalitan juga mengaku bersyukur dengan peralatan lengkap yang diberikan Pemerintah di RS Bhayangkara Cianjur ditambah dengan banyaknya relawan dokter spesialis yang membantu. Setelah perlengkapan operasi lengkap, Ivan hanya membutuhkan waktu satu hingga dua jam untuk melakukan operasi tulang terhadap para pasien korban gempa berujung longsor di Cianjur Jawa Barat.
"Rata-rata usia pasien itu cukup bervariasi ya mulai dari usia 5 tahun hingga 70 tahun. Tetapi memang kebanyakan usia dewasa yang dioperasi di sini," tuturnya.
Ivan menceritakan pasien yang cukup sulit untuk ditangani adalah pasien orang tua yang mengalami patah tulang pada bagian panggul. Pasalnya, kata Ivan, jika tidak berhati-hati menanganinya, bisa menyebabkan pendarahan di bagian dalam. "Memang yang cukup sulit itu adalah patah tulang bagian panggul," kata Ivan.
Selain itu, lanjut Ivan, tantangan lain yang dihadapinya adalah mindset warga Cianjur yang ketakutan melakukan operasi dengan alasan biaya dan bingung setelah operasi mau pulang ke mana. Jadi setelah dioperasi, kata Ivan, mereka bingung mau pergi atau pulang ke mana.
"Kemudian ada juga yang berpikiran bahwa operasi ini berbayar. Kami sampaikan kembali kalau operasi ini gratis," tutup Ivan.