REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sedikitnya 62.628 unit rumah rusak akibat gempa Cianjur per Ahad (27/11/2022). "Untuk rumah yang rusak berat sebanyak 27.434, 13.070 rumah rusak sedang dan 22.124 rusak ringan. Sehingga total 62.628 rumah," ujar Suharyanto dalam konferensi pers yang diikuti secara daring, Ahad (27/11/2022).
Selain bangunan rumah yang rusak, sebanyak 368 infrastruktur sekolah dilaporkan rusak. Kemudian 160 tempat ibadah, 14 fasilitas kesehatan dan 16 gedung perkantoran juga dilaporkan dalam keadaan rusak akibat gempa.
Sebelumnya, Suharyanto memastikan pihaknya akan berlaku adil dalam memberikan bantuan perbaikan rumah untuk para korba gempa bumi di Cianjur Jawa Barat. "Kami pasti akan adil dalam menentukan rumah rusak berat, rusak sedang, rusak ringan, karena kami sudah betul-betul koordinasi dengan yang mengetahui secara khusus spek-speknya, makanya dilibatkan dari mulai kementerian PUPR itu ada timnya ya," kata Suharyanto .
"Saya sendiri kepala BNPB nggak ngertilah membedakan mana yang sedang, mana berat atau sedang dan ringan. Tapi untuk membangun rumah nanti adalah terserah yang punya rumah, kan nanti dananya turun ada tiga, misalnya yang punya rumah saya bisa bangun sendiri," kata dia.
Di menjelaskan, misalnya seseorang kebetulan berpengalaman terkait bangunan boleh dikasih uangnya dia Rp 50 juta bantuan dari pemerintah. Terus walaupun gempa punya tabungan Rp 10 boleh jadi Rp 60 juta, terus punya saudara karena kasihan bantu kayu boleh jadi dia punya rumah itu ternyata dia bisa bangun Rp 100 juta jadi lebih bagus yaitu rezekinya.
Namun, untuk korban yang harus relokasi dari tempat tinggalnya, maka bangunaan yang akan dibangun langsung dari Kementerian PUPR. Rumah yang akan dibangun nanti pu spesifikasinya adalah khusus rumah tahan gempa.
"Kan sudah banyak contoh di NTB ada rumah seperti itu di NTT ada rumah seperti itu di Palu seperti itu. Jadi nggak susah itu ya," ujarnya.