REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pembina Islam Nusantara Foundation (INF), KH Said Aqil Siroj menekankan, politik identitas berbahaya bagi keutuhan bangsa jika digunakan untuk meraih kemenangan di Pemilihan Umum maupun Pemilihan Presiden. Dia mengingatkan untuk berdemokrasi dengan dewasa.
"Sudah, sudah. Kita sudah punya pengalaman ini. Maka harusnya kita berdemokrasi dengan dewasa. Sampaikan program, visi-misi, tidak usah bicara perbedaan agama, ras, kelompok atau aliran. Tawarkan program dan visi-misi dalam kampanye," kata dia kepada wartawan saat di Masjid Istiqlal, Ahad (27/11/2022).
Kiai Said juga berpesan kepada seluruh politisi, partai politik dan penyelenggara Pemilu serta seluruh masyarakat untuk mengutamakan keselamatan dan keutuhan bangsa. Dia mengingatkan agar jangan mau dipecah-belah dan dimanfaatkan oleh kepentingan politik yang menggerus kebhinekaan dan kesatuan bangsa.
"Tahun politik sudah datang. Gejolak dan berbagai turbulensi mulai muncul. Semua warga bangsa tidak boleh lengah dan terprovokasi dalam menghadapinya. Politik kebangsaan dan kemanusiaan adalah politik tingkat tinggi yang harus dikedepankan dan ditegakkan," ucapnya.
Pemerintah baik ekskutif, legislatif dan yudikatif, menurut Kiai Said, harus lebih berani memihak pada kepentingan dan kedaulatan rakyat. Keselamatan nyawa manusia harus menjadi prioritas utama. Keamanan hidup dan kehidupan juga perlu tegas dijamin oleh negara.
"Segala bentuk obat-obatan, makanan, minuman, dan produk-produk turunannya, khususnya susu dan jajanan anak, harus aman dan tidak meracuni serta membahayakan nyawa manusia Indonesia," ungkapnya.
Menurut Kiai Said, ada beberapa hal yang menjadi gerbang utama agar Indonesia keluar dari krisis dan tidak terjungkal dalam kubangan kehancuran. Di antaranya dengan mengorganisir kecerdasan dan potensi digital anak-anak bangsa, menggalang solidaritas sosial dan menumbuh kembangkan ekonomi gotong royong berkemaslahatan, memperkuat eksistensi budaya dan kearifan lokal, dan mengglorifikasi dan membumikan ideologi Pancasila secara masif.
"Juga mendorong visi politik kebangsaan yang luhur, memperkokoh sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta, merajut kembali kebinekaan dan memulihkan kembali kepercayaan publik yang tengah terkoyak, menghentikan kerakusan oligarki, serta melakukan pertaubatan nasional dan memohon pertolongan Allah SWT," tuturnya.
Kiai Said mengingatkan, redistribusi aset, lahan dan tanah untuk rakyat harus dipercepat dan bukan sekadar basa-basi. Begitu pun monopoli atas pangan, energi, obat-obatan, lahan dan tanah, itu mesti segera dihentikan. Optimalisasi energi baru dan terbarukan juga wajib disegerakan dan tidak boleh ada yang menghambat.
Dia juga menyinggung soal racun budaya asing, virus ideologi radikal dan liberal yang telah memengaruhi tren gaya hidup dan cara berpikir masyarakat. Menurutnya, itu harus segera dibasmi sampai ke akar-akarnya. Karena pembiaran yang berkelanjutan hanya akan menyengsarakan masyarakat dan membahayakan masa depan Indonesia.
"Segala bentuk pelanggaran, penyelewengan dan kecerobohan yang merugikan rakyat, bangsa dan negara, harus diusut tuntas dan ditegakkan seadil-adilnya. Negara tidak boleh kalah dengan siapapun," kata dia.