REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ajang Livin by Mandiri Indonesia 3x3 Tournament periode 2022, berjalan lancar. Grand final berlangsung pada dalam dua hari. Dimulai dari Sabtu (26/11/2022) hingga Ahad (27/11/2022) malam WIB di Cilandak Town Square, Jakarta.
Gelaran tersebut merupakan kerja sama PT Superport Sensation (SSS) Internastional dengan Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi). Konteksnya, pihak terkait menyelenggarakan turnamen basket 3x3 untuk kelompok U-18 dan U-23. Direktur SSS, Azwan Karim memastikan, perhelatan seperti ini akan terus diselenggarakan.
"Untuk next season sudah ada pembicaraan. Pada 2023, kita akan melakukan di bulan Februari, sebelum puasa. Kita akan kejar dua series, break, lalu kita lanjutkan," kata Azwan saat ditemui di Citos, Jakarta.
Tahun ini, para peserta memulai petualangan pada 17 Maret di Jabodetabek. Setelahnya berlanjut ke Bandung dan Bogor untuk area Jawa Barat (Jabar). Dari Jabar menuju Jawa Tengah dan DIY Yogyakarta, khususnya di Kota Semarang dan Yogyakarta.
Dari Jateng bergeser ke Jawa Timur, yakni di kota Malang dan Surabaya. Penutupnya di Jakarta. Artinya masih terfokus di Pulau Jawa. SSS dan Perbasi berencana memperluas area pencarian bakat.
Azwan merasa ini sedikit yang bisa mereka lakukan untuk memberikan sumbangan kepada basket Indonesia. Menurutnya, belum ada pihak swasta lain yang menyelenggarakan kegitan serupa. Lantas apakah bakal ada penjaringan bibit muda, semua diserahkan pada Perbasi. "Kita fokus berkoordinasi dengan Perbasi," ujar Azwan.
Kabid 3x3 PP Perbasi, Reni Dwi Candrawati menjelaskan, pihaknya menggelar empat seri hingga tiba di grand final. Khusus di U-18, kali ini pesertanya mewakili sekolah. Berbeda dengan U-23 yang dibuka untuk umum.
Ia memastikan, kategori usia seperti itu, tetap mereka pertahankan. Hanya saja, tahun depan, khusus di U-18 bakal sedikit terjadi perubahan. Bukan hanya terbatas peserta yang mewakili sekolah.
"Tetap di kategori usia, tapi dia boleh main dengan timnya yang misalnya dari satu klub atau satu komunitas," ujar Reni.
Ia berharap turnamen tahun depan dibuat seperti liga. Namun perlu ada kajian lagi. Pasalnya mereka belum mendapat gambaran utuh mengenai kualitas peserta, terutama di luar pulau jawa.
Lydia Maulida, salah satu peseta yang tampil pada Grand Final di Citos. Ia tak mampu menyembunyikan kegembiraannya. Terutama ketika timmya mampu melewati berbagai tantangan hingga mentas di partai puncak.
"Rasanya gak nyangka banget. Kami benar-benar bersyukur. Untuk berikutnya, kami harus lebih percaya diri lagi. Kami bisa main di sini saja, sudah bersyukur sekali," ujar mahasisiwi Politeknik Negeri Malang ini.
Secara teknis, ia merasa tak mengalami banyak kendala. Hanya faktor kelelahan terkadang mendera. "Lebih ke capek sih. Karena ini pertandingan gak cuma sekali," ujar Lidya.
Jika dihitung sejak babak penyisihan hingga final, turnamen yang disponsori oleh Bank Mandiri ini diikuti oleh 3.231 atlet. Para atlet tersebut berasal dari 839 tim.