REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Dewan Pembina Islam Nusantara Foundation (INF), Prof Dr KH Said Aqil Siroj mengukuhkan Pengurus Pusat Himpunan Sekolah dan Madrasah Islam Nusantara (Hisminu), Lajnah Dakwah Islam Nusantara (Ladisnu), dan Perkumpulan Penggerak Pemakmuran Masjid Indonesia (P3MI).
Tiga lembaga tersebut merupakan pengejawantahan dari pemikiran Kiai Said yang luas dan penting disampaikan kepada seluruh lapisan masyarakat. Pemikiran Kiai Said diteruskan ke Ladisnu melalui dainya, ke masjid-masjid melalui P3MI, dan kepada para pelajar di sekolah melalui Hisminu.
Adapun tiga sosok yang dikukuhkan, yaitu KH Zainal Arifin Junaidi sebagai Ketua Umum Hisminu, KH Agus Salim sebagai Ketua Umum Ladisnu, dan KH Abdul Manan Ghani sebagai Ketua Umum P3MI. Kiai Said menekankan, tiga lembaga ini dibentuk dalam rangka penguatan Islam ahlussunnah wal jamaah.
"Tidak ada maksud selain itu. Ini merupakan wadah bagi kader yang ingin memperkuat Islam ahlussunnah wal jamaah melalui pendidikan, dakwah dan masjid. (Tiga lembaga ini) tidak akan membuka cabang di seluruh Indonesia. Nggak seperti itu," kata dia dalam agenda Pidato Kebudayaan Prof Dr KH Said Aqil Siroj dan Pengukuhan PP Hisminu, Ladisnu dan P3MI, di Aula Masjid Istiqlal Jakarta, Ahad (27/11/2022).
Kiai Said juga menyampaikan, Hisminu, Ladisnu, dan P3MI dilahirkan dari rahim Islam Nusantara Foundation. Tugas utama tiga lembaga tersebut yakni harus mampu menjadi gerakan, advokator rakyat, dan memihak pada kemajuan bangsa serta menjadi pilar penyangga peradaban dunia dengan semangat Islam nusantara.
"Baik Hisminu, Ladisnu, dan P3MI, harus mampu mewujudkan kerja-kerja monumental dan membuat legasi bagi bangsa dan negara. "Kibarkan Islam nusantara di seluruh penjuru dunia. Selamat bekerja," tuturnya.
Kehidupan beragama dengan spirit Islam nusantara, lanjut Kiai Said, harus terus dikembangkan sesuai tantangan dan perubahan zaman. Islam nusantara mampu menjadi ikon perdamaian pelopor humatarianisme beragama dan kemajuan peradaban melalui jalur diplomasi budaya, ekonomi, ekologi dan kemanusiaan, serta teknologi.
Dia juga mengingatkan, kerja kebangsaan, kemanusian dan keberagaman yang ramah, damai dan toleran dapat dirangkai secara simultan dalam ruang dialektika Islam nusantara untuk memajukan masyarakat, bangsa, negara, agama dan dunia.
Menurutnya, semangat Islam nusantara dapat dijadikan sebagai lokomotif kemajuan peradaban Indonesia dan dunia dengan memihak pada berbagai isu strategis baik lokal, nasional maupun internasional dalam visi kemanusiaan, kebangsaan dan keberagaman yang ramah.
Karena itu, Kiai Said menambahkan, masjid, sekolah dan lembaga-lembaga dakwah harus hadir menjadi pusat penelitian dan pengembangan peradaban. Dia meyakini, sikap kritis yang konstruktif dengan penyampaian yang santun, adalah budaya bangsa yang selaras dengan spirit Islam nusantara.
"Agar tidak terjadi kejumudan peradaban, sikap kritis konstruktif tidak boleh dibungkam. Apalagi kita hidup di negara demokrasi. Tetapi sebaliknya bila mengarah pada tindakan destruktif wajib dihentikan agar tidak membuat kacau keadaan," katanya.
Baca juga : Kiai Said Ingatkan Politik Identitas Bahayakan Keutuhan Bangsa,,