REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Ahad (27/11/2022) mengeklaim, Rusia akan meluncurkan serangan rudal ke negaranya. Dia memperingatkan pasukan pertahanan dan warga negara untuk bersiap menghadapi ketegangan pekan ini, terutama persoalan jaringan listrik.
"Para teroris sedang merencanakan serangan baru. Kami mengetahui fakta ini," kata Zelenskyy.
Zelenskyy mengatakan, pasukan pertahanan Ukraina telah bersiap menghadapi serangan baru Rusia. Ukraina juga telah menyiapkan skenario terhadap berbagai kemungkinan di medan perang.
"Pasukan pertahanan kita sedang bersiap-siap. Seluruh negara sedang bersiap-siap. Kami telah mengerjakan semua skenario, termasuk dengan mitra kami," ujar Zelenskyy.
Sejauh ini tidak ada tanggapan langsung dari Moskow terhadap klaim Zelenskyy.
Sebelumnya pada Kamis (24/11/2022) Kremlin mengatakan, Kiev dapat "mengakhiri penderitaan" penduduknya dengan memenuhi tuntutan Rusia.
Rusia mencaplok petak timur dan selatan Ukraina pada September. Presiden Vladimir Putin mengatakan, tuntutan teritorial Moskow tidak dapat dinegosiasikan. Setelah Rusia mengeklaim aneksasi wilayah Ukraina, Zelenskyy mengatakan, dia tidak akan bernegosiasi dengan Moskow. Dia juga menegaskan bahwa integritas teritorial Ukraina tidak dapat dinegosiasikan.
Komando tentara pusat Ukraina mengatakan, pasukan Rusia meluncurkan empat serangan rudal dan menembak beberapa kali ke objek sipil di wilayah Dnipropetrovsk. Namun, menurut Zelenskyy situasinya tetap intens di sepanjang garis depan di berbagai wilayah Ukraina.
"Yang paling sulit adalah di wilayah Donetsk seperti yang terjadi pada minggu-minggu sebelumnya," ujar Zelenskyy.
Cuaca dingin secara bertahap meningkatkan kebutuhan energi, dan pekerja perbaikan berupaya keras untuk memperbaiki fasilitas listrik yang rusak akibat serangan Rusia. Operator jaringan listrik Ukraina, Ukrenergo, mengatakan, produsen listrik masih tidak dapat melanjutkan pasokan listrik secara penuh setelah serangan rudal Rusia pada Rabu (23/11/2022), dan harus menghemat energi dengan memberlakukan pemadaman.
"Pembatasan konsumsi masih berlaku karena defisit kapasitas yang saat ini berada di sekitar 20 persen," kata pernyataan Ukrenergo di Telegram.
Moskow telah menargetkan infrastruktur vital dalam beberapa pekan terakhir melalui gelombang serangan udara. Serangan ini memicu pemadaman listrik yang meluas dan menewaskan warga sipil. Serangan terhadap infrastruktur listrik menyebabkan jutaan orang hidup tanpa listrik, air, atau pemanas di tengah suhu yang mencapai nol derajat celcius.
Zelenskyy mengatakan, tim utilitas dan darurat bekerja sepanjang waktu untuk menyediakan listrik, dengan situasi terkendali meskipun sebagian besar wilayah mengalami pemadaman listrik terjadwal untuk membantu memulihkan jaringan. Zelenskyy telah mengeluarkan peringatan terus-menerus kepada konsumen untuk menghemat daya.