Senin 28 Nov 2022 09:13 WIB

Basarnas: Isu Relawan Meninggal di Lokasi Gempa Cianjur Hoaks

Basarnas Bandung mengecek sejumlah rumah sakit terkait isu relawan meninggal.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Indira Rezkisari
Tim SAR gabungan melakukan persiapan sebelum  mengevakuasi korban tertimbun longsor gempa bumi di Warung Sate Sinta, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (26/11/2022). Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Jumat (25/11/2022) korban jiwa bertambah 17 jenazah dengan jumlah total 310 korban jiwa. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Tim SAR gabungan melakukan persiapan sebelum mengevakuasi korban tertimbun longsor gempa bumi di Warung Sate Sinta, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (26/11/2022). Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Jumat (25/11/2022) korban jiwa bertambah 17 jenazah dengan jumlah total 310 korban jiwa. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Basarnas Bandung mengungkapkan isu yang beredar tentang sejumlah relawan yang meninggal di lokasi gempa Cianjur saat pencarian korban adalah hoaks. Hal itu berdasarkan pengecekan ke seluruh rumah sakit di Cianjur dan dipastikan tidak terdapat relawan yang meninggal.

Kepala Basarnas Bandung Jumaril mengatakan pihaknya langsung melakukan pengecekan ke sejumlah rumah sakit seperti RSUD Sayang, Rumah Sakit Cimacan dan Rumah Sakit Bhayangkara pascaisu relawan meninggal beredar. Dipastikan isu tersebut merupakan hoaks.

Baca Juga

"Saya sudah lakukan pengecekan ke beberapa rumah sakit seperti RSUD Sayang, rumah sakit Cimacan dan rumah sakit Bhayangkara dan tidak ada kejadian itu sehingga kami memgambil kesimpulan bahwa berita itu hoaks," ujarnya melalui keterangan resmi yang diterima, Senin (28/11/2022).

Antisipasi dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kepada relawan maupun anggota SAR. Misalnya memastikan relawan dalam kondisi sehat, Basarnas juga memberikan suplemen atau vitamin kepada mereka sebelum berangkat ke lokasi pencarian korban. Selain itu relawan dan anggota SAR juga mendapatkan vaksin tetanus.

"Kita bekerja sama dengan dinas kesehatan dan kantor kesehatan pelabuhan Bandung untuk memberikan vaksin tetanus kepada tim SAR yang terlibat pencarian ini," katanya.

Tidak hanya itu, setelah melakukan pencarian korban atau jenazah, Jumaril mengatakan relawan dan tim SAR harus melakukan dekontaminasi atau sterilisasi sebelum masuk posko. Hal itu dilakukan agar terhindar dari penyakit akibat terkontaminasi jasad manusia.

"Posko gabungan ini ditempatkan tim kesehatan dari rumah sakit Yarsi. Mereka mendukung kesehatan bagi seluruh relawan dan tim SAR," katanya.

Jumaril menambahkan pihaknya masih memperpanjang pencarian korban gempa Cianjur hingga 30 November. Sebab masih terdapat 11 orang korban yang hilang dan masih dalam proses pencarian.

Total korban yang mengalami luka-luka sebanyak 703 orang. Korban mengungsi 73.693 orang, korban meninggal dunia 321 orang dan masih dalam pencarian sebelas orang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement