REPUBLIKA.CO.ID, VANCOUVER -- Kanada meluncurkan strategi Indo-Pasifik pada Ahad (27/11/2022) dan menguraikan alokasi anggaran sebesar 1,7 miliar dolar AS untuk meningkatkan keamanan militer dan dunia maya di kawasan tersebut. Rencana yang dirinci dalam dokumen setebal 26 halaman itu mengatakan, Kanada akan memperketat aturan investasi asing untuk melindungi kekayaan intelektual dan mencegah perusahaan milik negara China mengambil pasokan mineral penting.
"Kami akan terlibat dalam diplomasi, karena kami pikir diplomasi adalah kekuatan. Pada saat yang sama kami akan tegas dan itulah mengapa kami memiliki rencana yang sangat transparan untuk terlibat dengan China," kata Menteri Luar Negeri Kanada, Melanie Joly.
Pemerintahan Perdana Menteri Justin Trudeau ingin mendiversifikasi hubungan perdagangan dan ekonomi yang sangat bergantung pada Amerika Serikat (AS). Berdasarkan data resmi, perdagangan bilateral dengan China dengan Kanada pada September di bawah 7 persen. Sedangkan perdagangan dengan AS mencapai 68 persen.
Dokumen tersebut menggarisbawahi dilema Kanada dalam menjalin hubungan dengan China, yang menawarkan peluang signifikan bagi eksportir Kanada. Tapi di sisi lain, Beijing berupaya membentuk tatanan internasional menjadi lingkungan yang lebih permisif. Dokumen tersebut mengatakan, kerja sama dengan China diperlukan untuk mengatasi beberapa tekanan eksistensial dunia, termasuk perubahan iklim, kesehatan global, dan proliferasi nuklir.
"China adalah kekuatan global. Pendekatan kami dibentuk oleh penilaian yang realistis dan jernih terhadap China saat ini. Di bidang ketidaksepakatan yang mendalam, kami akan menantang China," ujar isi dokumen itu.
Ketegangan antara Kanada dan China melonjak pada akhir 2018, setelah polisi Kanada menahan seorang eksekutif Huawei Technologies. Beijing kemudian menangkap dua warga Kanada atas tuduhan mata-mata. Ketiganya dibebaskan tahun lalu, tetapi hubungan kedua negara masih belum membaik.
Awal bulan ini, Kanada memerintahkan tiga perusahaan China untuk mendivestasi investasi mereka di bidang mineral karena alasan keamanan nasional. Presiden Kamar Dagang Kanada, Perrin Beatty, mengatakan, dalam dokumen tersebut Kanada akan meninjau dan memperbarui undang-undang untuk bertindak tegas ketika investasi dari perusahaan milik negara dan entitas asing lainnya mengancam keamanan nasional, termasuk rantai pasokan mineral penting.
Kanada juga akan meningkatkan kehadiran angkatan lautnya di kawasan Indo-Pasifik, termasuk meningkatkan keterlibatan militer dan kapasitas intelijen. Menteri Pertahanan Anita Anand mengatakan, langkah ini diambil sebagai sarana untuk mengurangi perilaku koersif dan ancaman terhadap keamanan kawasan.
Selain itu, penerbang dan tentara Kanada akan berpartisipasi dalam latihan militer regional. Kanada termasuk dalam Kelompok Tujuh (G7) negara industri besar, yang menginginkan tindakan signifikan dalam menanggapi peluncuran rudal Korea Utara.Dokumen tersebut mengatakan Ottawa meningkatkan keterlibatan di wilayah Indo-Pasifik bersama dengan mitranya seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa.