REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN – Amerika Serikat (AS) akan memberi bantuan keuangan sebesar 845 juta dolar atau setara Rp13,33 triliun (dengan kurs Rp15,693 per dolar AS) kepada Yordania. Menteri Perencanaan dan Kerja Sama Internasional Yordania Zeina Toukan telah menandatangani kesepakatan terkait bantuan tersebut dengan Wakil Direktur Misi United States Agency for International Development (USAID) Margaret Spears di Amman, Ahad (27/11/2022).
Proses penandatanganan disaksikan langsung Perdana Menteri Yordania Bisher al-Khasawneh. “Yordania sangat berterima kasih atas dukungannya, yang menunjukkan bahwa AS memahami tantangan yang dihadapi negara ini,” kata al-Khasawneh, dilaporkan laman Al Arabiya.
Sementara itu, Zeina Toukan mengungkapkan, AS akan menyerahkan bantuan tersebut pada akhir bulan ini. Dia mengatakan, dana tersebut bakal digunakan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan dan melaksanakan reformasi ekonomi di berbagai sektor.
Yordania merupakan salah satu sekutu utama Barat di Timur Tengah. Pada September lalu, AS berkomitmen memberikan bantuan sebesar 10,15 miliar dolar kepada Yordania antara tahun 2023 dan 2029. Bank Dunia telah mengatakan bahwa Yordania memiliki banyak utang dan menghadapi sekitar 23 persen pengangguran.
Meski situasi perekonomiannya demikian, Yordania tetap membuka pintunya untuk para pengungsi di kawasan. Sekitar 675 ribu pengungsi Suriah yang terdata di PBB ditampung di negara tersebut. Yordania sempat menyampaikan bahwa jumlah pengungsi sebenarnya yang kini mereka naungi bisa mencapai dua kali lipat dibandingkan angka terdata.
Menurut Yordania, biaya untuk menampung dan menaungi para pengungsi tersebut telah mencapai lebih dari 12 miliar dolar AS.