Senin 28 Nov 2022 10:08 WIB

Kanada Luncurkan Strategi Indo-Pasifik, Sebut China Semakin Mengganggu

Salah satu substansinya pengerahan sumber daya untuk tangani China yang mengganggu

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
(Ilustrasi) bendera Kanada
Foto: wikipedia.org
(Ilustrasi) bendera Kanada

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA – Kanada telah meluncurkan strategi Indo-Pasifik baru, Ahad (27/11/2022). Salah satu substansi dari strategi tersebut adalah pengerahan lebih banyak sumber daya untuk menangani China yang dianggap “mengganggu”.

“China adalah kekuatan global yang semakin mengganggu. China ingin membentuk tatanan internasional menjadi lingkungan yang lebih permisif untuk kepentingan dan nilai yang semakin menjauh dari kita,” demikian bunyi salah satu kalimat dalam strategi Indo-Pasifik baru Kanada yang memiliki tebal 26 halaman.

Strategi tersebut menyoroti intervensi luar negeri China dan perlakuan yang semakin memaksa oleh Beijing terhadap negara lain. “Pendekatan kami dibentuk oleh penilaian yang realistis dan jernih tentang China saat ini. Di bidang-bidang ketidaksepakatan yang mendalam, kami akan menantang China,” kata strategi tersebut.

Strategi tersebut pun menyatakan bahwa Kanada akan meningkatkan kehadiran militernya di kawasan Indo-Pasifik. “Meningkatkan keterlibatan militer dan kapasitas intelijen kami sebagai cara untuk mengurangi perilaku koersif serta ancaman terhadap keamanan regional,” katanya.

Dalam strateginya Kanada mengatakan bahwa keterlibatannya di kawasan Indo-Pasifik turut berkoordinasi dengan mitra seperti Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa. Kendati mengambil sikap menentang China, Kanada tetap mengakui pentingnya menjalin kerja sama dengan Negeri Tirai Bambu di bidang-bidang tertentu, salah satunya perubahan iklim.

“Ukuran dan pengaruh China yang besar membuat kerja sama diperlukan untuk mengatasi beberapa tekanan eksistensial dunia, seperti perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati, kesehatan global, serta proliferasi nuklir. Dan ekonomi China menawarkan peluang yang signifikan bagi eksportir Kanada,” ungkap Kanada dalam strategi Indo-Pasifik terbarunya.

Di sela-sela perhelatan KTT G20 di Bali, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau sempat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden China Xi Jinping. Pada kesempatan itu, Trudeau menyampaikan keluhan dan keprihatinannya tentang dugaan intervensi China ke lembaga demokrasi serta sistem peradilan Kanada. “Saya telah mengangkat masalah campur tangan terhadap warga negara kami,” kata Trudeau saat memberikan keterangan pers tentang pertemuannya dengan Xi Jinping, 16 November lalu.

Trudeau menyampaikan kepada Xi bahwa mereka perlu membahas masalah tersebut. “Sangat penting bagi kami untuk terus membela hal-hal yang penting bagi warga Kanada,” ucapnya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement