Senin 28 Nov 2022 12:48 WIB

Klinik Berjalan PMI Respons Keluhan Sakit Pengungsi Gempa Cianjur

Mayoritas pengungsi mengeluhkan gatal-gatal, ISPA, batuk-pilek, hingga diare.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Ilham Tirta
Pengungsi beraktivitas di dalam tenda darurat di Kampung Gasol, Desa Gasol, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Ahad (27/11/2022).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengungsi beraktivitas di dalam tenda darurat di Kampung Gasol, Desa Gasol, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Ahad (27/11/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Para penyintas gempa di Kabupaten Cianjur mulai mengeluhkan sejumlah penyakit pada hari ke delapan pascabencana, Senin (28/11/2022). Hal ini misalnya direspon tim klinik berjalan Palang Merah Indonesia (PMI) yang menjangkau sejumlah titik hunian darurat.

Koordinator Layanan Kesehatan PMI untuk Tanggap Darurat Bencana (TDB) Gempa Cianjur, Susilawati menerangkan, permasalahan kesehatan pascabencana yang sudah terdata di antaranya gatal-gatal, gangguan pernapasan atau infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), batuk-pilek, hingga diare. ''Tim klinik berjalan PMI yang diawaki dokter serta perawat ini telah dibekali sejumlah data dan obat-obatan untuk merespon keluhan sakit warga,'' ujar dia kepada wartawan.

Baca Juga

Susi menambahkan, lansia, balita, hingga anak adalah kelompok yang rentan terserang penyakit tersebut. Untuk itu, layanan kesehatan akan difokuskan kepada kelompok rentan ini.

“Yang khusus klinik berjalan 3, itu didukung 27 ambulans,'' kata Susi. Tim masih terus berupaya menjangkau daerah yang belum tersentuh layanan kesehatan.

Menurut Susi, tim kesehatan sudah dikerahkan ke posko-posko PMI Kecamatan Cugenang dan Warung Kondang. Hingga Ahad (27/11/2022), layanan kesehatan PMI telah menjangkau 1.919 jiwa.

Susi menambahkan, jangkauan layanan kesehatan ini menghadapi tantangan kepadatan lalu lintas kendaraan menuju lokasi. Karena itu, ia berharap kepadatan lalu lintas ini bisa terurai agar pelayanan bisa lebih optimal. “Saya mengimbau, masyarakat yang ingin memberikan bantuan salurkan saja ke posko pemerintah atau otoritas lainnya, supaya tidak menghambat pelayanan darurat,” kata Susi.

Ketua PMI Kabupaten Cianjur, Ahmad Fikri menambahkan, untuk mencegah permasalahan kesehatan, PMI juga memobilisasi tim sanitasi dan kebersihan. Selain mendistribusikan air bersih ke hunian darurat, tim ini juga membantu warga menyediakan fasilitas kebersihan yang layak.

“Permasalahan kesehatan pascabencana ini perlu direspons dengan multilayanan,'' kata Fikri. Jadi selain layanan kesehatan, PMI juga fokus di pencegahan dan pemasangan 30 tandon air di shelter-shelter masih berjalan serta bila dibutuhkan akan disalurkan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement