REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kabupaten Bandung Barat menetapkan siaga darurat bencana terhitung 1 November tahun 2022 hingga 30 April 2023. Sejumlah persiapan dilakukan untuk mengantisipasi potensi bencana longsor, angin puting beliung dan banjir bandang.
"Kita dari sisi kebijakan pemda siaga darurat 1 November sampai 30 April tahun 2023, dalam kondisi siaga artinya menyiapkan kesiapan personel dan peralatan manakala perlu mobilisasi penanganan darurat," ujar Kepala BPBD Kabupaten Bandung Barat Duddy Prabowo saat dihubungi, Senin (28/11/2022).
Jumlah personel sendiri ia menuturkan terdapat 50 orang. Namun, penanganan kebencanaan sendiri di lapangan melibatkan aparat kewilayahan, relawan, muspika dan lainnya.
Dalam kondisi siaga darurat, Duddy mengatakan, pihaknya berupaya mengantisipasi bencana hidrometeorologi seperti longsor, banjir bandang dan puting beliung. Namun, di Kabupaten Bandung Barat bencana longsor dominan terjadi di lapangan.
"Kondisi Kabupaten Bandung Barat longsor dominan paling sering terjadi dan itu longsor hampir merata di tiap kecamatan baik di wilayah selatan, utara dan barat," katanya.
Dia menyebut wilayah seperti Rongga, Gunung Halu, Cililin, Sindangkerta, Cihampelas, Cipatat, Cikalong Wetan, Lembang, Parongpong memiliki potensi longsor. Termasuk Ngamprah.
Memasuki musim hujan, pihaknya mengimbau, masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan berhati-hati saat keluar rumah dan hujan. Termasuk antisipasi jika terjadi angin kencang.
"Di wilayah wisata di Lembang ini banyak wisata alam terbuka berpotensi pohon tumbang, untuk menghindari papan reklame saat tumbang," katanya.