Senin 28 Nov 2022 16:29 WIB

Minum Delapan Gelas Air per Hari Ternyata Terlalu Banyak

Minum delapan gelas air per hari ternyata terlalu banyak untuk kebutuhan cairan.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Nora Azizah
Minum delapan gelas air per hari ternyata terlalu banyak untuk kebutuhan cairan.
Foto: PxHere
Minum delapan gelas air per hari ternyata terlalu banyak untuk kebutuhan cairan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian terbaru yang dilakukan oleh para ilmuwan dari University of Aberdeen, Skotlandia, mengungkapkan jumlah delapan gelas air yang dikonsumsi sehari mungkin terlalu banyak. Mereka menemukan asupan yang direkomendasikan dari dua liter air sehari seringkali lebih dari yang dibutuhkan manusia.

Mereka memperkirakan manusia hanya membutuhkan sekitar 1,5 hingga 1,8 liter per hari, mengingat sekitar setengah dari asupan air harian berasal dari makanan. Studi terbaru ini dipublikaskan di Science.org pada pekan ini.

Baca Juga

Penelitian sebelumnya tentang kebutuhan air menggunakan survei yang diterapkan pada sampel kecil responden. Prof John Speakman dari University of Aberdeen mengatakan perkiraan asli dua liter sehari berasal dari sedikit kesalahan perhitungan.

“Air yang perlu kita minum adalah selisih antara total air yang perlu kita konsumsi dan jumlah yang kita dapatkan dari makanan kita. Cara mereka memperkirakan jumlah dari makanan adalah dengan menanyakan berapa banyak yang mereka makan. Karena orang-orang tidak melaporkan berapa banyak yang mereka makan, ada perkiraan yang salah sehingga Anda melebih-lebihkan jumlah air yang dibutuhkan,” kata Speakman, dilansir BBC, Senin (28/11/2022).

Para ilmuwan sekarang berkolaborasi di seluruh dunia untuk mengukur pergantian air yang tepat menggunakan metode isotop stabil. Mereka mensurvei 5.604 orang dari 23 negara berbeda dan berusia antara delapan hari hingga 96 tahun.

Dalam studi ini, responden minum segelas air di mana beberapa molekul hidrogen digantikan oleh isotope stabil dari unsur yang disebut deuterium. Itu ditemukan secara alami dalam tubuh manusia dan sama sekali tidak berbahaya.

Pengeluaran energi adalah faktor terbesar dalam pergantian air. Nilai tertinggi diamati pada pria berusia 20-35 tahun dengan rata-rata 4,2 liter per hari. Jumlah liter air menurun seiring bertambahnya usia, seperti pada pria berusia 90-an dengan rata-rata 2,5 liter per hari. Sementara untuk wanita berusia 20-40, rata-rata 3,3 liter menurun menjadi 2,5 liter pada usia 90 tahun.

Air dari makanan

Prof Speakman mengatakan pergantian air tidak sama dengan kebutuhan air minum. “Bahkan jika seorang pria berusia 20-an memiliki pergantian air 4,2 liter per hari, dia tidak perlu minum 4,2 liter air setiap hari. Sekitar 15 persen dari nilai ini mencerminkan pertukaran air permukaan dan air yang dihasilkan dari metabolisme,” ujarnya.

Dia menyebut asupan air yang sebenarnya dibutuhkan sekitar 3,6 liter per hari. Karena sebagian besar makanan juga mengandung air, sejumlah besar air disediakan hanya dari makan.

Studi ini menunjukkan saran umum bahwa manusia harus minum delapan gelas air mungkin terlalu tinggi untuk kebanyakan orang dan dalam kebanyakan situasi. Lebih lanjut, Prof Speakman mengatakan terlalu minum banyak air juga akan menimbulkan hal negatif.

“Air minum bersih tidak gratis. Jika orang rata-rata minum setengah liter lebih banyak dari yang mereka butuhkan dan Anda mengalikannya dengan 40 juta orang dewasa di Inggris, itu berarti kita minum dan buang air kecil dengan sia-sia 20 juta liter air yang harus kita suplai. Ada biaya untuk melakukan itu,” tambahnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement