REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Tim Identifikasi Korban Bencana (Disaster Victim Identification/DVI) menyatakan, hingga Ahad (27/11/2022), sudah mengirimkan 17 sampel DNA yang diambil dari keluarga korban gempa bumi di Kabupaten Cianjur untuk diselidiki lebih lanjut ke Mabes Polri. Dia berharap pada pekan ini hasil dari pemeriksaan 17 sampel DNA korban gempa Cianjur tersebut sudah bisa didapatkan.
"Untuk pengambilan data DNA, sampai kemarin kami sudah mengirimkan data DNA untuk ante mortem, yaitu dari keluarga korban 17 sampel. Kemudian yang diambil dari jenazah sendiri ada sembilan sampel. Yaitu dari tujuh jenazah yang utuh dan dua lagi dari (kantong jenazah berisi) body part (potongan bagian tubuh)," kata Pembina Tingkat I DVI Indonesia dr Paula Lihawa, Senin (28/11/2022).
Untuk pengambilan data DNA, kata Paula, harus dari keluarga satu garis seperti orang tua, anak atau saudara kandung. "Itu data yang kita ambil ante mortemnya," kata dia.
Selain itu, Tim Identifikasi Korban Bencana (Disaster Victim Identification/DVI) Polri hingga Senin setelah mengidentifikasi 146 jenazah korban gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. "Hari ini juga sampai tadi jam 13.30 WIB, kami telah berhasil mengidentifikasi satu jenazah dengan nomor postmortem 062/22/CJR/148, yang cocok dengan data antemortem nomor 114, sehingga total jenazah yang sudah teridentifikasi sampai hari ini, Senin, 28 November 2022 adalah 146 jenazah," kata Paula.
Dia mengatakan, jenazah dengan nomor postmortem 062/22/CJR/148 diidentifikasi sebagai Endin Saefudin, laki-laki berusia 37 tahun warga Desa Cijendil, Kecamatan Cugenang, Cianjur. Menurut dia, tim DVI Polri dengan bantuan tim dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Daerah Jawa Barat masih memeriksa jenazah korban gempa yang dibawa ke RSUD Sayang. Paula mengatakan, hingga Senin, tim DVI Polri telah menerima 162 kantong jenazah korban gempa Cianjur dari relawan di lapangan.