REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memperkenalkan manuskrip (naskah tulisan tangan yang menjadi kajian filologi) karya ulama Indonesia beserta kontribusinya untuk keilmuan serta peradaban dunia melalui seminar dan pameran di Arab Saudi.
Kegiatan bertema "Intellectual Heritage and Contribution of Indonesian Scholars to The Islamic Civilization" tersebut digelar pada Minggu sore waktu setempat di sela "Indonesia Week 2022" pada 26-29 November 2022 di Cultural Palace Diplomatic Quarter Riyadh Saudi Arabia.
Pada kesempatan tersebut dipamerkan karya-karya manuskrip kuno ulama nusantara, mulai turots (literasi yang dimiliki peradaban Islam) karya Syaichona Muhammad Kholil Bangkalan, karya Syaikh Nawawi Al Bantani, karya Syaikh Hasyim Asyari Jombang, Syaikh Mahfud At-Tarmasi Pacitan, Syaikh Ihsan Jampes Kediri, juga ada pula karya KH Abu Fadhol Senori Tuban.
Menurut dia, kontribusi ulama Indonesia bahkan sudah dimulai sejak abad ke-14, sebab sudah banyak kitab-kitab dilahirkan dan juga banyak ulama Indonesia yang wafat di sini.
Seperti Syeikh Nawawi Al Bantani, memiliki 30 karya kitab turots, namun yang sudah terdigitalisasi baru enam kitab. Kemudian karya Syaichona Kholil asal Bangkalan Madura yang dari 32 kitab baru dua kitab sudah terdigitalisasi.
"Jadi saat ini kondisinya adalah banyak manuskrip karya ulama Indonesia yang ada di Belanda, Inggris, Timur Tengah maupun Afrika . Sehingga pertemuan hari ini kami harap akan menjadi awalan baru untuk menjadi titik temu karya ulama dunia," ucap dia.
Gubernur Khofifah juga menyebut bahwa saat ini ANRI telah memiliki kerja sama kesepakatan dengan Al Darah terkait kearsipan dan diharapkan ada tindak lanjut program, termasuk dengan Jatim.
"Maka kami harapkan MoU yang dilakukan ANRI dengan Al Darah akan bisa dilanjutkan dengan program yang bisa menghasilkan produk yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dunia," tegasnya.
Hadir dalam forum tersebut, Duta Besar Republik Indonesia untuk Arab Saudi Abdul Azis Ahmad dan Perwakilan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi Mr. Abdulrahman Subayyil Alrashheedi.
Selain itu, sejumlah narasumber yang hadir yaitu Pengasuh Ponpes Amanatul Umah Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim dan Prof. Dr. Abdul Halim Subahar.
Sementara itu, salah seorang tokoh Nahdhatul Turots Ahmad Kholily Kholil yang turut hadir pada kesempatan tersebut menegaskan Ulama Indonesia memiliki kontribusi besar untuk peradaban dan keislaman di Arab Saudi khususnya, Hijaz.
Menurut ulama asal Pondok Pesantren Canga'an Bangil Pasuruan tersebut, agama Islam telah berkembang di Indonesia sejak abad ke 7 Masehi atau abad pertama Hijriyah.
"Islam pertama berkembang ke nusantara di abad ke 1 Hijriyah melalui perantara Arab lewat perdagangan pedagang dari Arab yang bersifat dan dan berakhlak baik, kemudian terbentuk komunitas Islam di kawasan Sumatera dan berdirinya Kerajaan Samudera Pasai," kata Kholil.
Perkembangan Islam yang begitu pesat terdengar oleh para ulama Arab Saudi dan disambut sangat baik. Bahkan ulama Arab dikirim ke Indonesia untuk memasifkan perkembangan Islam di Nusantara.