Senin 28 Nov 2022 21:22 WIB

Kemenperin Genjot Ekspor Industri Mamin

Investasi pada industri mamin pada kuartal II 2022 mencapai Rp 41,37 triliun.

Rep: iit septyaningsih/ Red: Hiru Muhammad
Warga berbelanja di salah satu toko retail di Depok, Jawa Barat, Ahad (13/2/2022). Pemerintah mendorong investasi industri makanan dan minuman (Mamin) yang menjalin kemitraan dengan UMKM, guna menciptakan lapangan kerja yang lebih luas.
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Warga berbelanja di salah satu toko retail di Depok, Jawa Barat, Ahad (13/2/2022). Pemerintah mendorong investasi industri makanan dan minuman (Mamin) yang menjalin kemitraan dengan UMKM, guna menciptakan lapangan kerja yang lebih luas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendukung industri makanan dan minuman (mamin) agar meningkatkan kinerja ekspornya. Hal itu seiring dengan meningkatnya neraca perdagangan subsektor industri tersebut. 

Pada Januari sampai September 2022, ekspor industri mamin mencapai 35,99 miliar dolar AS. Angka tersebut meningkat pesat dari periode sama tahun sebelumnya yang sebesar 12,76 miliar dolar AS.

Baca Juga

Selain itu, investasi pada industri mamin pada kuartal II 2022 mencapai Rp 41,37 triliun. Industri tersebut mampu menyerap tenaga kerja tidak kurang dari 5,5 juta orang.

“Berbagai kebijakan telah digulirkan pemerintah untuk mendorong ekspor dan jaminan ketersediaan bahan baku dari sisi suplai (supply side) melalui peningkatan daya saing dan produktivitas industri. Di samping itu, untuk sisi permintaan (demand side), kami mendukung perluasan akses pasar dan pengurangan hambatan,” ujar Direktur Jenderal Industri Agro Putu Juli Ardika di Jakarta, Senin (28/11/2022).

Salah satu upaya yang dilakukan adalah meningkatkan ekspor bumbu masakan dan rempah melalui program 'Spice Up the World' dan pengembangan restoran Indonesia di luar negeri. Adapun target program tersebut hingga 2024 yaitu peningkatan nilai ekspor bumbu dan rempah menjadi 2 miliar dolar AS serta hadirnya 4.000 restoran Indonesia di luar negeri.

Melalui program tersebut, diharapkan industri cooking aid dapat memanfaatkan rantai produksi global dengan terus meningkatkan inovasi produk, packaging dan branding sehingga produk makanan dan minuman yang diproduksi di Tanah Air dapat diterima oleh pasar dunia. Industri cooking aid (bumbu masak) seperti kecap, sambal, saus tomat dan bumbu masakan merupakan salah satu jenis yang yang memiliki neraca perdagangan positif. 

Pada 2022 tepatnya periode Januari sampai September, ekspor cooking aid Indonesia mencapai 175,8 juta dolar AS. Sementara impor produk sejenis senilai 90,5 juta dolar AS.

Produk unggulan ekspor cooking aid Indonesia didominasi oleh bumbu masak dan kecap, sementara untuk produk saus dan olahannya masih cukup besar nilai impornya. Saat ini Indonesia masih berada di posisi ke-15 untuk negara eksportir cooking aid di dunia. “Dengan kekayaan bahan baku rempah dan keragaman bumbu masak Indonesia, ini tentu menjadi potensi untuk terus ditingkatkan ekspornya,” jelas Putu.

Salah satu perusahaan industri cooking aid minuman kemasan PT Heinz ABC Indonesia hari ini (28/11/2022) melakukan peresmian ekspansi pabriknya di Karawang, Jawa Barat.  Perusahaan dengan merek dagang ABC tersebut menambah investasinya sebesar Rp 1,2 triliun untuk line produksi di Karawang Plant. Dengan penambahan investasi tersebut, total investasi di Karawang Plant menjadi Rp 2 triliun.

"Penambahan investasi ini tentunya sangat penting. Itu merupakan kabar baik dalam upaya menggerakkan kembali ekonomi nasional melalui penyediaan lapangan kerja dan memberikan kesempatan serta manfaat bagi usaha kecil, koperasi, juga usaha pendukung lainnya agar dapat berkembang bersama,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Sekjen Kemenperin) Dody Widodo saat mewakili Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada seremoni perluasan pabrik PT Heinz ABC Indonesia tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement