Selasa 29 Nov 2022 01:27 WIB

Riset: Gopay, Dompet Digital yang Paling Banyak Digunakan

Gopay dinilai mampu memenuhu kebutuhan konsumen akan dompet digital.

Pengguna menunjukkan aplikasi Gopay. Gopay melayani pembayaran zakat melalui Go Bills.
Foto: Republika/Friska
Pengguna menunjukkan aplikasi Gopay. Gopay melayani pembayaran zakat melalui Go Bills.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Riset yang dilakukan oleh Insight Asia menunjukkan bahwa Gopay menjadi dompet digital yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Bisnis layanan teknologi finansial milik PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) itu lebih dari lima tahun terakhir menjadi platform dompet digital yang konsisten paling banyak digunakan oleh konsumen.

Dalam riset dengan tema "Consistency That Leads: E-Wallet Industry Outlook 2023" disebutkan 71 persen pengguna dompet digital pernah menggunakan GoPay dan terus setia menggunakan sampai saat ini sebesar 58 persen. Research Director Insight Asia Olivia Samosir mengatakan, terdapat lima faktor pendorong utama yang memungkinkan sebuah brand dompet digital berhasil memimpin pasar, yaitu aman digunakan dan memastikan saldo konsumen terlindungi, mudah sekaligus nyaman digunakan dalam bertransaksi, bebas limit penggunaan bulanan dan dapat digunakan untuk pembayaran kebutuhan sehari-hari secara maksimal.

Baca Juga

"Kemampuan memenuhi kebutuhan-kebutuhan inilah yang membuat sebuah brand dapat meraih kepercayaan tertinggi dari konsumen," ujar Olivia dalam keterangannya, Senin (28/11/2022).

Kemampuan itu pun, lanjut Olivia, tidak bisa hanya dilakukan dalam periode singkat untuk memenangkan preferensi konsumen tetapi juga harus didukung oleh konsistensi kinerja yang baik secara terus-menerus.

"Konsistensi dalam men-deliver atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan inilah yang pada akhirnya akan menciptakan consumer experience atau pengalaman konsumen yang menyenangkan dan membuat konsumen setia untuk terus menggunakan brand tersebut," kata Olivia.

Setelah Gopay, posisi kedua brand dompet digital yang banyak digunakan adalah OVO dengan 70 persen responden pernah menggunakan, dan 53 persen menggunakan dalam tiga bulan terakhir. Posisi terakhir dalam tiga besar ini diisi oleh Dana, dengan 61 persen responden pernah menggunakan namun tidak termasuk dalam tiga besar kategori penggunaan dalam tiga bulan terakhir, serta ShopeePay yang digunakan oleh 51 persen responden dalam tiga bulan terakhir namun tidak masuk dalam tiga besar kategori pernah digunakan.

Para responden dalam riset tersebut tercatat memiliki lebih dari satu dompet digital.

Ekonom Universitas Indonesia Fitra Faisal mengatakan, keberhasilan GoPay menjadi dompet digital yang paling banyak digunakan publik dikarenakan GoPay berada dalam sebuah ekosistem GoTo yang di dalamnya memberikan layanan yang dibutuhkan oleh masyarakat digital saat ini. Dengan adanya sistem pembayaran berupa GoPay dalam ekosistem tersebut, maka semakin memudahkan pengguna dalam bertransaksi.

"Karena GoPay hadir di multiplatform yang bisa melakukan semuanya, sehingga dengan berada di ekosistem, maka dia punya kelebihan sendiri. Dan itu sangat membantu pengguna. Jadi kuncinya adalah staying relevant," ujar Fitra.

Fithra melihat ekonomi digital belakangan ini perkembangannya sangat cepat dan berpotensi untuk terus membesar pada masa yang akan datang, sehingga berbagai aspek terkait pembayaran, layanan, dan lainnya saling terkait dalam menumbuhkan sektor Information and Communication Technology (ICT). Dengan bertumbuhnya sektor ICT, maka dapat mendorong pertumbuhan sektor lainnya juga dan ekonomi nasional secara keseluruhan.

Olivia menambahkan, dari hasil riset tersebut menunjukkan bahwa dompet digital semakin menjadi metode pembayaran paling yang dipilih masyarakat digital Indonesia, dibanding metode pembayaran tunai dan transfer bank.

Namun untuk tetap menjadi pemain inti untuk bisa terus memimpin pasar, diperlukan konsistensi antar pemain di bidang ini. Pertama yaitu tidak sekedar menjadi pioneer delivering the service, tetapi perlu adanya investasi, inovasi, dan konsistensi (reliability). Lalu yang kedua, yaitu deliver atau menghadirkan yang memang dibutuhkan oleh konsumen. Dan yang ketiga yaitu terus menggali kebutuhan konsumen (inovasi).

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement