Selasa 29 Nov 2022 07:59 WIB

Penumpang Pesawat AS Capai Rekor Tertinggi Sejak 2019

Penumpang pesawat AS capai rekor tertinggi yakni 2,56 juta

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Penumpang mengantre di pos pemeriksaan keamanan di Bandara Internasional Denver, Amerika Serikat pada 24 Agustus 2021. Pemerintah AS mengeluarkan aturan baru terkait perjalanan asing.
Foto: AP Photo/David Zalubowski
Penumpang mengantre di pos pemeriksaan keamanan di Bandara Internasional Denver, Amerika Serikat pada 24 Agustus 2021. Pemerintah AS mengeluarkan aturan baru terkait perjalanan asing.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Administrasi Keamanan Transportasi Amerika Serikat (TSA) mengatakan, telah menyaring 2,56 juta penumpang udara pada Ahad (27/11/2022). Jumlah tersebut menjadi yang tertinggi sejak Desember 2019 dan hari tersibuk sejak terjadinya pandemi Covid-19.

Tapi, jumlah itu masih di bawah 2,88 juta pengunjung pada hari yang sama di 2019 pada akhir periode perjalanan acara Thanksgiving Amerika Serikat yang sibuk. Maskapai AS melaporkan, sangat sedikit pembatalan selama periode perjalanan liburan, termasuk 177 pada Ahad dan 36 pada Senin (28/11/2022).

Menteri Transportasi AS Pete Buttigieg mengatakan pada pekan lalu di Twitter, berjalan dengan baik untuk kinerja tepat waktu perjalanan udara pada 25 November. Tingkat pembatalan dan penundaan masing-masing sebesar 0,4 persen dan 0,3 persen.

Maskapai penerbangan AS telah merencanakan untuk mengoperasikan penerbangan domestik 13 persen lebih sedikit selama delapan hari periode perjalanan Thanksgiving dibandingkan dengan 2019. Namun, maskapai melakukan tindakan itu seringkali bersamaan dengan penggunaan pesawat yang lebih besar.

Maskapai dan Buttigieg berselisih selama berbulan-bulan. Masalah itu menyebabkan puluhan ribu gangguan penerbangan dan mendorong departemen untuk menekan maskapai penerbangan agar berbuat lebih banyak untuk meningkatkan layanan pelanggan kepada penumpang.

Departemen Perhubungan menyatakan, maskapai telah membayar lebih dari 600 juta dolar AS sebagai pengembalian uang kepada ratusan ribu penumpang untuk pembatalan atau perubahan penerbangan sejak dimulainya pandemi Covid-19. Regulator federal mengatakan, beberapa maskapai penerbangan telah melanggar aturan tersebut.

Pemerintah pun telah mengeluarkan denda 7,25 juta dolar AS terhadap enam maskapai karena penundaan ekstrim dalam memberikan pengembalian uang tersebut kepada penumpang.  Pada Agustus dikutip dari CNN, maskapai besar mengatakan mereka akan menyediakan makanan dan penginapan jika menyebabkan pembatalan setelah Buttigieg mendesak mereka untuk meningkatkan komitmen layanan pelanggan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement