REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Subholding dari PT Pelabuhan Indonesia (Persero) yakni PT Pelindo Jasa Maritim memastikan produktivitas layanan prima dan kecepatan pemindahan barang, baik dari sisi laut ke terminal maupun di dalam terminal secara tepat waktu.
Direktur Utama Pelindo Jasa Maritim Prasetyadi mengatakan perseroan melakukan manajemen perubahan dengan menitikberatkan pada tiga aspek besar, yakni people, process dan technology.“Kami mengoptimalkan kinerja individu seluruh wilayah kerja melalui penerapan manajemen SDM berbasis kinerja. Hal ini menyangkut pembenahan proses bisnis, serta standarisasi sarana dan prasarana, termasuk SDM,” ujarnya, Selasa (29/11/2022).
Sebagai langkah awal, pihaknya melakukan standarisasi kompetensi khususnya para pekerja bagian operasional dengan memberikan Training Basic Ship Operation. Menurut dia, standarisasi penting karena pegawai yang ada berasal dari pelabuhan yang berbeda-beda, sehingga muncul kemungkinan terjadinya kesenjangan kompetensi diantara karyawan.
Selanjutnya, perseroan menyusun standar sertifikasi, terutama yang berkaitan dengan bisnis inti yakni marine, equipment and port services.“Kami juga melakukan sharing knowledge secara rutin agar para pekerja mendapatkan informasi, pengetahuan dan edukasi terkini,” ucapnya.
Menurutnya perseroan juga akan mengoptimalkan sebanyak 40 cabang yang membawahi 242 pelabuhan. Dia menyebut, untuk memberikan layanan berupa penyediaan sarana bantu pemanduan dan penundaan, Pelindo memanfaatkan 123 unit kapal tunda dan 155 unit kapal pandu.
Selain kapal tunda dan kapal pandu, perseroan juga mengelola 11 unit kapal kepil, 20 unit kapal keruk, dan 23 unit kapal tipe lainnya yang tersebar di seluruh wilayah kerja Pelindo Group. Tak hanya itu, jumlah alat bongkar muat yang dikelola PJM mencapai 1.805 unit, yang terdiri dari 94 unit QCC, 28 unit Harbour Mobile Crane (HMC), 24 unit Gantry Luffing Crane (GLC), 206 unit RTG dan 1.453 unit alat bongkar muat lainnya.
Semua peralatan tersebut dikelola oleh empat anak usaha SPJM, yaitu PT Jasa Peralatan Pelabuhan Indonesia (492 Unit), PT Equiport Inti Indonesia (510 Unit), PT Berkah Industri Mesin Angkat (599 Unit), dan PT Prima Multi Peralatan (204 Unit).“Dengan kebutuhan derek yang begitu tinggi, Pelindo Jasa Maritim melihat peluang untuk memproduksi derek sendiri, bekerjasama dengan perusahaan lokal,” ucapnya.
Prasetyadi menyebut pihaknya telah mendapatkan izin dari perusahaan induk untuk pengajuan proposal pembuatan empat unit E-RTG di TPK Banjarmasin dan dua unit RTG Battery di TPK Nilam, Surabaya.
“Port stay dan cargo stay diharapkan bisa lebih pendek dari sebelumnya,” katanya.
Perseroan memanfaatkan fasilitas produk pengembangan sumber daya manusia yang dibuat oleh Pelindo Holding, yaitu Learning Wallet, setiap karyawan memperoleh dana dalam nominal tertentu sebagai bekal untuk mendapatkan pelatihan. Pelindo Training 4.0 ini juga dilengkapi katalog yang berisi pelatihan yang disediakan perusahaan, mulai dari yang gratis sampai yang berbayar. Pelatihan Training of Trainer (ToT), misalnya, merupakan pelatihan dengan harga tertinggi, yakni Rp5.499.165. Karyawan bisa memilih training seturut saldo Learning Wallet mereka masing-masing.
Selain itu, perseroan juga menyusun standar kompetensi dan modul-modul operasional bidang jasa kelautan untuk mendorong peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia dan organisasi dengan meratifikasi panduan yang diterbitkan Pelindo Holding.